Friday, April 3, 2020

Strategi Pergerakan Nasional



Pegerakan nasional Indonesia ditandai dengan munculnya organisasi modern pertama, yakni Budi Utomo. Setelah munculnya Budi Utomo, perjuangan yang awalnya menggunakan senjata fisik berganti menjadi perjuangan melalui organisasi organisasi modern yang dibentuk oleh kaum cendikiawan atau intelektual. Terdapat dua strategi perjuangan yang dilakukan oleh organisasi pergerakan nasional.
A.   Stretegi bersifat radikal dengan taktik non kooperatif
Strategi perjuangan radikal non kooperatif merupakan perjuangan dengan menggunakan cara yang keras dalam menentang kebijakan pemerintah kolonial Belanda. Radikal dapat diartikan sebagai tindakan menuntut keras perubahan. Radikal juga bisa diartikan cara yag dilakukan oleh golongan atau suatu kelompok untuk mengamati sesuatu secara kritis kemudian membalikkannya untuk mencapai keadilan yang lebih baik. Non kooperatif berarti tidak mau bekerjasama dengan pemerintah kolonial Belanda. Taktik non kooperatif menekankan bahwa kemerdekaan harus diusakan sendiri. Berbagai organisasi radikal di Indonesia antara lain Sarekat Islam, Perhimpinan Indonesia, Partai Komunis Indonesia, Partai Nasional Indonesia dan PNI Baru.
Faktor yang mempengaruhi organisasi pergerakan nasional bersifat radikal antara lain:
1.    Timbulnya krisis ekonomi tahun 1921 yang merupakan dampak dari Perang Dunia I yakni terjadi hiperinflasi di negara negara Eropa.
2.    Pergantian kepala pemerintahan yang lebih bersifat reaksioner. Pada tahun 1921, terjadi pergantian pemerintahan di Hindia Belanda. Dirk Fock menjadi gubernur jenderal Hindia Belanda menggantikan Van Limburg Stirum. Dirk Fock lebih reaksioner dengan membuat beberapa kebijakan yakni mempersulit hak untuk berserikat, memperkuat dinas intelejen Hindia Belanda, menerapkan pasal penyebaran kebencian, melakukan penghematan besar besaran yang menyebabkan banyak PHK.
Organisasi yang bersifat radikal terhadap pemerintah kolonial Belanda melakukan kegiatan perjuangan berupa:
1.    Menggembleng semangat kebangsaan dan persatuan di masyarakat melalui rapat umum, surat kabar
2.    Menuntut pemerintah kolonial agar memberikan kebebasan bergerak kepada partai partai
3.    Mengecam pemerintah kolonial yang melakukan tindakan sewenang wenang (4) melakukan aksi pemogokan.
Perhimpunan Indonesia (PI) merupakan contoh organisasi pergerakan yang secara terang-terangan menyatakan melawan pemerintah kolonial Belanda. Pergerakan PI yang bersifat radikal diperjelas dengan manifesto politik yang dilekuarkan 1925. Manifesto politik tersebut menginspirasi penyelenggaraan kongres dan ikrar Sumpah Pemuda.
Manifesto politik yang dikeluarkan PI mencakup tiga asas yaitu kemerdekaan Indonesia, self help, dan perjuangan ke arah persatuan. Adapun isi manifesto politik PI adalah:
1.    Rakyat Indonesia sewajarnya diperintah oleh pemerintah yang dipilih mereka sendiri
2.    Dalam memperjuangkan pemerintahan sendiri itu tidak diperlukan bantuan dari pihak lain
3.    Tanpa persatuan kokoh dari berbagai unsur rakyat tujua perjuangan itu sulit dicapai.

Langkah politik yang dianggap paling radikal yang dilakukan oleh PKI. PKI pada awalnya bernama ISDV yang kemudian merubah namanya menjadi Partai Komunis Indonesia pada 23 Mei 1920. Beberapa cara yang dilakukuan oleh PKI dalam menentang pemerintah kolonial Belanda yakni mengkritik kebijakan pemerintahn kolonial Belanda melalui surat kabar Suara Rakyat dan Sinar Hindia, melakukan pemogokan kerja, menangkap dan memenjarakan tokoh tokoh PKI. Pemberontakan PKI tahun 1926-1927 mengalami kegagalan. Banyak tokohnya yang kemudian ditangkap dan dibuang ke Boven Digul. Adanya pemberontakan PKI menyebabkan pemerintah kolonial belanda melakukan pengawasan yang lebih ketat terhadap organisasi organisasi pergerakan nasional.

B.   Strategi bersifat moderat dengan taktik kooperatif
Strategi bersifat moderat dengan taktik kooperatif merupakan kebalikan dari strategi bersifat radikal dengan taktik non kooperatif. Perjuangan yang dilakukan dengan cara bekerjasama dengan pemerintah kolonial Belanda untuk menghindari tindakan kekerasan yang dilakukan oleh pemerintah kolonial Belanda. Upaya yang dilakukan dengan taktik kooperatif antara lain mengirimkan wakilnya ke Volksraad (dewan rakyat) tujuannya adalah dapat memperjuangkan kepentingan rakyat. Beberapa tokoh Indonesia yang menjadi anggota Volksraad antara lain:
1.    O.S Cokroaminoto
2.    Agus Salim
3.    Abdul Moeis
4.    Muhammad Husni Thamrin
5.    Otto Iskandardinata
6.    Radjiman Wediodiningrat
Di dalam Volksraad kemudian dibentuk Fraksi Nasional yang diusulkan oleh Muhammad Husni Thamrin pada tanggal 27 Januari 1930. Tujuan Fraksi Nasional dalam Volksraad antara lain:
1.    Mengusahakan perubahan perubahan ketatanegaraan,
2.    Mengusahakan penghapusan perbedaan politik, ekonomi dan intelektual dengan cara yang tidak melanggar hukum.
Tokoh pergerakan moderat memiliki prinsip bahwa kemerdekaan ekonomi harus tercapai lebih dahulu. Adapun faktor yang mempengaruhi kelangan pergerakan bersifat moderat antara lain:
1.    Krisis ekonomi dunia tahun 1929 atau dikenal dengan nama Krisis Malaise
2.    Pembatasan berserikat yang dilakukan oleh belanda terhadap organisasi pegerakan nasional
3.    Banyak tokoh pegerakan nasional yang ditangkap oleh Belanda antara lain tokoh dari Partai Nasional Indonesia yaitu Soekarno, Gatot Mangkupraja, Soepridinata dan Maskun Sumadiredja.
Organisasi nasional Indonesia yang bersifat moderat dengan taktik kooperatif antara lain Gerindo, Parindra, dan GAPI.

C.   Perbedaan Strategi Perjuangan secara radikal dan Moderat
No
Radikal
Moderat
1
Bersikap keras terhadap pemerintah kolonial
Bersikap lunak terhadap pemerintah kolonial
2
Menggunakan taktik nonkooperatif
Menggunakan taktik kooperatif
3
Sering melontarkan gagasan dan kritik
Mengikuti kebijakan pemerintah
4
Menginginkan langsung kemerdekaan politik
Menginginkan kemerdekaan ekonomi terlebih dahulu baru kemudian kemerdekaan politik
Perbedaan strategi perjuangan dalam organisasi-organisasi pergeraka tidak menjadikan tokoh-tokoh nasional dan bangsa Indonesia terpecah belah. Perbedaan tersebut justru saling melengkapi dan terbukti mampu mewujudkan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.

D.   Persamaan Strategi Perjuangan Bersifat Radikal dan Moderat
Strategi radikal dan moderat yang diterapkan oleh tokoh ataupun organisasi pergerakan nasional sama-sama bertujuan memperjuangkan hak dan kepentingan bangsa Indonesia. Persamaan strategi perjuangan radikal dan moderat sebagai berikut:
1.    Menggunakan organisasi modern sebagai alat perjuangan
2.    Perjuangan bersifat nasional bukan kedaerahan
3.    Tidak menggunakan kekerasan senjata
4.    Dipimpin oleh kaum terpelajar, tokoh-tokoh agama, tokoh-tokoh pemuda dan tokoh masyarakat
5.    Ingin mendapatkan kemerdekaan

No comments:

Post a Comment