Pegerakan nasional Indonesia ditandai dengan munculnya
organisasi modern pertama, yakni Budi Utomo. Setelah munculnya Budi
Utomo,
perjuangan yang awalnya menggunakan senjata fisik berganti menjadi perjuangan
melalui organisasi organisasi modern yang dibentuk oleh kaum cendikiawan atau
intelektual. Terdapat dua strategi perjuangan yang dilakukan oleh organisasi
pergerakan nasional.
A. Stretegi
bersifat radikal dengan taktik non kooperatif
Strategi
perjuangan radikal non kooperatif merupakan perjuangan dengan menggunakan cara
yang keras dalam menentang kebijakan pemerintah kolonial Belanda. Radikal dapat
diartikan sebagai tindakan menuntut keras perubahan. Radikal juga bisa
diartikan cara yag dilakukan oleh golongan atau suatu kelompok untuk mengamati
sesuatu secara kritis kemudian membalikkannya untuk mencapai keadilan yang lebih
baik. Non kooperatif berarti tidak mau bekerjasama dengan pemerintah kolonial
Belanda. Taktik non kooperatif menekankan bahwa kemerdekaan harus diusakan
sendiri. Berbagai organisasi radikal di Indonesia antara lain Sarekat Islam,
Perhimpinan Indonesia, Partai Komunis Indonesia, Partai Nasional Indonesia dan
PNI Baru.
Faktor yang
mempengaruhi organisasi pergerakan nasional bersifat radikal antara lain:
1. Timbulnya krisis ekonomi tahun 1921 yang merupakan
dampak dari Perang Dunia I yakni terjadi hiperinflasi di negara negara Eropa.
2. Pergantian kepala pemerintahan yang lebih bersifat
reaksioner. Pada tahun 1921, terjadi pergantian pemerintahan di Hindia Belanda.
Dirk Fock menjadi gubernur jenderal Hindia Belanda menggantikan Van Limburg
Stirum. Dirk Fock lebih reaksioner dengan membuat beberapa kebijakan yakni
mempersulit hak untuk berserikat, memperkuat dinas intelejen Hindia Belanda,
menerapkan pasal penyebaran kebencian, melakukan penghematan besar besaran yang
menyebabkan banyak PHK.
Organisasi
yang bersifat radikal terhadap pemerintah kolonial Belanda melakukan kegiatan
perjuangan berupa:
1. Menggembleng semangat kebangsaan dan persatuan di
masyarakat melalui rapat umum, surat kabar
2. Menuntut pemerintah kolonial agar memberikan kebebasan
bergerak kepada partai partai
3. Mengecam pemerintah kolonial yang melakukan tindakan
sewenang wenang (4) melakukan aksi pemogokan.
Perhimpunan
Indonesia (PI) merupakan contoh organisasi pergerakan yang secara
terang-terangan menyatakan melawan pemerintah kolonial Belanda. Pergerakan PI
yang bersifat radikal diperjelas dengan manifesto politik yang dilekuarkan
1925. Manifesto politik tersebut menginspirasi penyelenggaraan kongres dan
ikrar Sumpah Pemuda.
Manifesto
politik yang dikeluarkan PI mencakup tiga asas yaitu kemerdekaan Indonesia,
self help, dan perjuangan ke arah persatuan. Adapun isi manifesto politik PI
adalah:
1. Rakyat Indonesia sewajarnya diperintah oleh pemerintah
yang dipilih mereka sendiri
2. Dalam memperjuangkan pemerintahan sendiri itu tidak
diperlukan bantuan dari pihak lain
3. Tanpa persatuan kokoh dari berbagai unsur rakyat tujua
perjuangan itu sulit dicapai.
Langkah
politik yang dianggap paling radikal yang dilakukan oleh PKI. PKI pada awalnya
bernama ISDV yang kemudian merubah namanya menjadi Partai Komunis Indonesia
pada 23 Mei 1920. Beberapa cara yang dilakukuan oleh PKI dalam menentang
pemerintah kolonial Belanda yakni mengkritik kebijakan pemerintahn kolonial
Belanda melalui surat kabar Suara Rakyat dan Sinar Hindia, melakukan pemogokan
kerja, menangkap dan memenjarakan tokoh tokoh PKI. Pemberontakan PKI tahun
1926-1927 mengalami kegagalan. Banyak tokohnya yang kemudian ditangkap dan
dibuang ke Boven Digul. Adanya pemberontakan PKI menyebabkan pemerintah
kolonial belanda melakukan pengawasan yang lebih ketat terhadap organisasi
organisasi pergerakan nasional.
B. Strategi
bersifat moderat dengan taktik kooperatif
Strategi
bersifat moderat dengan taktik kooperatif merupakan kebalikan dari strategi
bersifat radikal dengan taktik non kooperatif. Perjuangan yang dilakukan dengan
cara bekerjasama dengan pemerintah kolonial Belanda untuk menghindari tindakan
kekerasan yang dilakukan oleh pemerintah kolonial Belanda. Upaya yang dilakukan
dengan taktik kooperatif antara lain mengirimkan wakilnya ke Volksraad (dewan
rakyat) tujuannya adalah dapat memperjuangkan kepentingan rakyat. Beberapa
tokoh Indonesia yang menjadi anggota Volksraad antara lain:
1. O.S Cokroaminoto
2. Agus Salim
3. Abdul Moeis
4. Muhammad Husni Thamrin
5. Otto Iskandardinata
6. Radjiman Wediodiningrat
Di dalam
Volksraad kemudian dibentuk Fraksi Nasional yang diusulkan oleh Muhammad Husni
Thamrin pada tanggal 27 Januari 1930. Tujuan Fraksi Nasional dalam Volksraad
antara lain:
1. Mengusahakan perubahan perubahan ketatanegaraan,
2. Mengusahakan penghapusan perbedaan politik, ekonomi
dan intelektual dengan cara yang tidak melanggar hukum.
Tokoh
pergerakan moderat memiliki prinsip bahwa kemerdekaan ekonomi harus tercapai
lebih dahulu. Adapun faktor yang mempengaruhi kelangan pergerakan bersifat
moderat antara lain:
1. Krisis ekonomi dunia tahun 1929 atau dikenal dengan
nama Krisis Malaise
2. Pembatasan berserikat yang dilakukan oleh belanda
terhadap organisasi pegerakan nasional
3. Banyak tokoh pegerakan nasional yang ditangkap oleh
Belanda antara lain tokoh dari Partai Nasional Indonesia yaitu Soekarno, Gatot
Mangkupraja, Soepridinata dan Maskun Sumadiredja.
Organisasi
nasional Indonesia yang bersifat moderat dengan taktik kooperatif antara lain
Gerindo, Parindra, dan GAPI.
C. Perbedaan
Strategi Perjuangan secara radikal dan Moderat
No
|
Radikal
|
Moderat
|
1
|
Bersikap
keras terhadap pemerintah kolonial
|
Bersikap
lunak terhadap pemerintah kolonial
|
2
|
Menggunakan
taktik nonkooperatif
|
Menggunakan
taktik kooperatif
|
3
|
Sering
melontarkan gagasan dan kritik
|
Mengikuti
kebijakan pemerintah
|
4
|
Menginginkan langsung kemerdekaan politik
|
Menginginkan kemerdekaan ekonomi terlebih dahulu baru
kemudian kemerdekaan politik
|
Perbedaan
strategi perjuangan dalam organisasi-organisasi pergeraka tidak menjadikan
tokoh-tokoh nasional dan bangsa Indonesia terpecah belah. Perbedaan tersebut
justru saling melengkapi dan terbukti mampu mewujudkan kemerdekaan Indonesia
pada 17 Agustus 1945.
D. Persamaan
Strategi Perjuangan Bersifat Radikal dan Moderat
Strategi
radikal dan moderat yang diterapkan oleh tokoh ataupun organisasi pergerakan
nasional sama-sama bertujuan memperjuangkan hak dan kepentingan bangsa
Indonesia. Persamaan strategi perjuangan radikal dan moderat sebagai berikut:
1. Menggunakan organisasi modern sebagai alat perjuangan
2. Perjuangan bersifat nasional bukan kedaerahan
3. Tidak menggunakan kekerasan senjata
4. Dipimpin oleh kaum terpelajar, tokoh-tokoh agama,
tokoh-tokoh pemuda dan tokoh masyarakat
5. Ingin mendapatkan kemerdekaan
No comments:
Post a Comment