Monday, April 13, 2020

Peristiwa Penting Sekitar Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Bom atom sekutu yang mengancurkan Hiroshima 1945 (Sumber: Liputan6.com)


1.   Periode Akhir Pendudukan Jepang
a.    Jepang Menyerah kepada Sekutu
Sejak 1944 kekuatan Jepang dalam Perang Dunia II (Perang Asia Timur Raya/Perang Pasifik) mulai lemah. Jelang mengalami kekalahan dalam berbagai peperangan melawan Sekutu (terutama Amerika Serikat) di front Asia-Pasifik. Kondisi tersebut mendorong Jepang mengubag siasat dan kebijakan di daerah-daerah kekuasaannya, termasuk Indonesia. Salah satu siasat yang ditetapkan Jepang di INdonesia pada masa itu adakah janji kemerdekaan bagi rakyat Indonesia. 
Pada 7 September 1944 Perdana Menteri Kuniaki Koiso secara resmi mengumumkan "janji kemerdekaan Indonesia di kemudian hari" dalam sidang Teikoku Ginkai (Parlemen Jepang) di Tokyo. Keputusan PM Koiso merupakan usulan dari pemimpin militer Jepang di Indonesia, Hayashi. Menurut Hayashi, pemerintah Jepang harus merangkul rakyat Indonesia agar tetap setia dan mendukung Jepang dalam Perang Dunia II dengan memberikan janji kemerdekaan kepada bangsa Indonesia. 
Pada 6 Agustus 1945 pasukan Sekutu menjatuhkan sebuah bom atom di atas kota Hiroshima, Jepang. Pasukan Sekutu memilih kota Hiroshima sebagai terget bom karena pada saat itu Hiroshima merupakan pusat markas militer terbesar Jepang. Selanjutnya, pada 9 Agustus 1945 pasukan Sekutu kembali menjatuhkan bom atom di kota Nagasaki. 
Akibat bom yang dijatuhkan pasukan Sekutu, Kota Hiroshima dan Nagasaki mengalami kehancuran. RAtusan ribu rakyat Jepang menjadi korban dalam peristiwa tersebut. Selain itu, sedikit demi sedikit wilayah kekuasaan Jepang di Samudera Pasifik jatuh ke tangan Sekutu. 
Akhirnya Jepang memutuskan untuk menyerah tanpa syarat kepada Sekutu. Jepang menyerah kepada Sekutu pada 14 Agustus 1945. Penyerahan tanpa syarat Jepang kepada Sekutu ini yang menandai berakhirnya Perang Dunia II.
Pada saat Jepang menyatakan menyerah kepada Sekutu, Soekarno, Mohammad Hatta dan Radjiman Wediodiningrat sedang berada di Dalat, Vietnam. Ketiganya bertemu dengan Marsekal Terauchi untuk membicarakan lebih lanjut rencana pelaksanaan kemerdekaan Indonesia. Oleh karena itu ketiga tokoh tersebut tidak mengatahui bahwa Jepang telah menyerah tanpa syarat kepada Sekutu.


b.    Respon Pemuda Pasca Kekalahan Jepang
Soekarno dan Mohammad Hatta mendengar berita penyerahan diri Jepang dari golongan muda. Golongan muda mengetahui berita penyerahan Jepang kepada Sekutu melalui siaran radio BBC. Sutan Sjahrir merupakan tokoh golongan muda yang mendesak diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia. Sutan Sjahrir meminta Mohammad Hatta agar segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Akan tetapi, Mohammad Hatta menolak permintaan Sutan Sjahrir tersebut. Menurut Mohammad Hatta, rencana proklamasi kemerdekaan harus dibahas dengan Soekarno dan anggota PPKI.
Mohammad Hatta dan Sutan Sjahrir yang ditemani Wikana, Chairul Saleh serta Darwis kemudian menemui Soekarno. Dalam pertemuan tersebut, golongan muda mendesak agar Soekarno dan Mohammad Hatta segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia tanpa melalui sidang PPKI. Akan tetapi Soekarno menolak permintaan golongan pemuda. Sebagai ketua PPKI, Soekarno perlu melakukan musyawarah dengan seluruh anggota PPKI untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.
Pada 15 Agustus 1945 golongan muda yang diwakili Sultan Sjahrir, Wikana, Chairul Saleh, dan Darwis bersama Moh Hatta menemui Soekarno di kediamannya. Mereka mendesak agar Soekarno dan Moh Hatta bersedia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia tanpa sidang PPKI pada 16 Agustus 1945. Penolakan Soekarno didukung oleh Moh Hatta yang menyatakan Jepang akan mengakui kemerdekaan Indonesia apabila dilaksanakan oleh PPKI.

2.   Peristiwa Rengasdengklok
Kegagalan golongan muda mendesak Soekarno dan Moh Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia secepatnya tidak membuat golongan muda menyerah. Setelah melakukan perundingan di asrama Cikini 71, golongan muda membawa Soekarno dan Mohammad Hatta ke Rengasdengklok karena mereka tidak ingin Soekarno dan Mohammad Hatta terpengaruh oleh Jepang, sehingga keinginan golongan muda untuk melaksanakan proklamasi kemerdekaan segera terwujud. Golongan muda memilih Rengasdengklok karena pertimbangan keamanan
Di Rengasdengklok juga terdapat markas Peta yang perwiranya mendukung perjuangan kemerdekaan Indonesia. Oleh karena itu, Rengasdengklok dianggap sebagai tempat yang cocok untuk mengamankan Soekarno dan Mohammad Hatta. Akhirnya, sekelompok pemuda membawa Soekarno dan Mohammad Hatta ke Rengasdengklok pada 16 Agustus 1945.
Di Rengasdengklok Soekarno dan Mohammad Hatta menghadapi desakan para pemuda untuk segera memproklamasikan kemerdekaan. Akan tetapi, kedua tokoh tersebut tetap tidak bersedia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia tanpa persetujuan PPKI. Sementarai di Jakarna PPKI gagal melaksanakan sidang karena Soekarno dan Hatta menghilang. 
Di Jakarta Ahmad Soebardjo dari golongan tua berunding dengan Wikana dari golongan muda mengenai Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Perundingan Ahmad Soebardjo dan Wikana tersebut berhasil mencapai kesepakatan bahwa proklamasi kemerdekaan harus dilakukan di Jakarta.
Berdasarkan kesepakatan tersebut Ahmad Soebardjo, Wikana dan Jusuf Kunto menjemput Soekarno dan Mohammad Hatta. Di Rengasdengklok Ahmad Soebardjo berhasil menyakinkan para pemuda dengan taruhan nyawa. Ahmad Soebardjo menyatakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia akan diumumkan besok pada tanggal 17 Agustus 1945 selambat-lambatnya pukul 12.00. Dengan jaminan tersebut, komandan kompi Peta setempat Chudancho Subeno bersedia melepaskan Soekarno dan Mohammad Hatta kembali ke Jakarta.

3.   Perumusan Teks Proklamasi
Setibanya di Jakarta, rombongan Soekarno dan Mohammad Hatta berencana melakukan pertemuan dengan anggota PPKI di Hotel Des Indes. Tetapi pertemuan tersebut tidak dapat dilaksanakan karena tidak mendapat izin dari pemerintah Jepang. Selanjutnya rombongan tersebut menuju kediaman Nishimura kepala pemerintahan Jepang di Indonesia.
Di kediaman Nishimura, Soekarno menyampaikan rencana rapat persiapan pelaksanaan kemerdekaan Indonesia. Akan tetapi, Nishimura menegaskan bahwa PPKI sudah tidak dapat beraktivitas lagi. Nishimura beralasan bahwa sejak 16 Agustus 1945 Jepang sudah harus tunduk kepada Sekutu. Pernyataan Nishimura tersebut menyadarkan Soekarno bahwa tidak mungkin lagi berharap bantuan Jepang untuk kemerdekaan Indonesia.
Rombongan Soekarno dan Mohammad Hatta segera menuju kediaman Laksamana Maeda di Jalan Imam Bonjol Nomor 1, Jakarta. Di kediaman Maeda hadir para anggota PPKI, pemimpin golongan muda, tokoh-tokoh pergerakan dan beberapa anggota Chuo Sangi In yang ada di Jakarta.
Pertemuan di kediaman Laksamana Maeda diawali dengan merumuskan naskah proklamasi. Ahmad Soebardjo mengusulkan kalimat pertama naskah proklamasi bersisi pernyataan kemerdekaan Indonesia. Kalimat kedua diusulkan oelh Mohammad Hatta yang berisi usaha pemindahan kekuasaan. Konsep tersebut kemudian ditulis Soekarno pada secarik kertas.
Setelah merumuskan naskah proklamasi, Soekarno menemui tokoh-tokoh yang telah menunggu untuk meminta persetujuan tentang naskah proklamasi. Hampir semua yang hadir di kediaman Laksamana Maeda menyetujui isi naskah proklamasi, kecuali golongan muda. Golongan muda beranggapan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tersebut masih kurang tegas.
Selain masalah kalimat dalam teks proklamasi, muncul masalah mengenai tokoh yang berhak menandatangani naskah tersebut. Soekarno meminta seluruh tokoh yang hadir di kediaman Laksamana Maeda menandatangani naskah tersebut. Usul ini ditentang Chairul Saleh karena golongan muda tidak ingin ad aunsur Jepang pada naskah proklamasi kemerdekaan, yaitu PPKI sebagai organisasi bentukan Jepang. Sukarni mengusulkan agar tokoh yang menandatangani naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia cukup Soekarno dan Mohammad Hatta atas nama bangsa Indonesia. Usul tersebut akhirnya disetujui oleh semua pihak yang hadir. Soekarno kemudian meminta Sayuti Melik mengetik konsep naskah tersebut menjadi sebuah naskah bersih.
(Sumber: blog.ruangguru.com)


4.   Pembacaan Teks Proklamasi
Sebelum upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dilaksanakan, beberapa tokoh berdebat mengenai lokasi pembacaan naskah proklamasi kemerdekaan tersebut. Sukarni mengusulkan dilaksanakan di lapangan Ikada. Soekarno mengusulkan agar proklamasi dilaksanakan di kediamannya, di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56, Jakarta. Mohammad Hatta berpesan pada Burhanuddin Mohammad Diah untuk memperbanyak teks proklamasi dan menyiarkannya ke seluruh dunia.
Berita bahwa proklamasi kemerdekaan akan diselenggarakan pada hari itu sudah menyebar dalam masyarakat. Pada hari itu barisan pemuda berbondong-bondong menuju lapangan Ikada. Akan tetapi, lapangan Ikada sudah dijaga oleh pasukan Jepang bersenjata lengkap. Pada akhirnya, barusan pemuda bergerak menuju kediaman Soekarno.
Pada pagi hari itu juga kediaman Soekarno dipadati oleh sejumlah massa. Untuk menjaga keamanan upacara pembacaan teks proklamasi kemerdekaan, dr. Muwardi meminta Latieh Hendraningrat beserta beberapa anak buahnya untuk berjaga di sekitat kediaman Soekarno. Sudiro memerintahkan S.Suhud menyiapkan tiang bendera. Bendera yang digunakan pada saat upacara proklamasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus1945 adalah bendera merah putih yang dijahit oleh ibu Fatmawati.
(sumber: romadecade.org)
Upacara berlangsung tanpa protokol. Soekarno membacakan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia. Acara dilanjutkan dengan pengibaran bendera Merah Putih oleh S.Suhud dan Latief Hendraningrat. Para hadirin spontan menyanyikan lagu “Indonesia Raya” untuk mengiringi pengibaran bendera Merah Putih.

Suasana pengibaran bendera Merah Putig (Sumber: blog.ruangguru.com)


5.   Penyebaran Berita Kemerdekaan Indonesia
Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dengan cepat menyebar ke berbagai penjuru Jakarta. Barisan pemuda segera menyebarkan salinan teks proklamasi. Salinan teks tersebut ditempel ditempat-tempat strategis di Jakarta. Pada 17 Agustus 1945 itu juga salinan teks proklamasi diserahkan kepada kepala bagian radio kantor Domei, Waidan B Panelewen. Ia memerintahkan F.Wuz seorang markonis segera menyiarkan berita proklamasi tiga kali berturut-turut. Jepang masuk ke studio dan memerintahkan F.Wuz untuk mengakhiri siarannya.
(sumber: blog.ruangguru.com)
Penyerbaran berita proklamasi oleh kantor berita Domei berdampak pada penyegelan pemancar Domei di Jakarta oleh Jepang. Para pemuda dengan bantuan beberapa teknisi radio yang terdiri atas Sukarman, Sutamto, Susilahardja, daj Suhandar berhasil membuat pemancar baru. Para pemuda membawa alat-alat pemancar dari kantor berita Domei ke kediaman Waidan B Panelewen dan sebagian ke Menteng 31. Akhirnya, terciptalah pemancar baru di Menteng 31, dengan kode panggilan DJK I. Dari pemancar baru inilah berita proklamasi disebarkan ke seluruh Indonesia secara intensif.
Berita proklamasi juga disebarlan melalui surat kabar. Surat kabar pertama yang menyebarkan berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yaitu Tjahaja Bandung dan Soeara Asia di Surabaya. Proklamasi kemerdekaan Indonesia juga diberitakan ke luar negeri. Penyiaran berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ke luar negeri ini dilakukan oleh sebuah organisasi bernama Sendora. Sendora merupakan organisasi yang didirikan oleh mantan pegawai kantor berita Domei. Sendora menangkap siaran dari pemancar radio Hoso Kyoku Bandung melalui pemancar Gunung Malabar. Pemancar Gunung Malabar merupakan pemancar yang dibangun Belanda agar tetap bisa berhubungan dengan negara-negara di Eropa. Melalui pemancar radio Gunung Malabar inilah berita proklamasi kemerdekaan tersebar ke seluruh dunia khususnya wilayah di Eropa.

6.   Dukungan Terhadap Kemerdekaan Indonesia
Rakyat Indonesia menyatakan dukungan terhadap kemerdekaan bangsa dalam bentuk rapat-rapat besar. Rapat raksasa bersifat nasional diselenggarakan di Jakarta, tepatnya di lapangan Ikada sehingga dikenal dengan rapat raksasa Ikada. Rapat Ikada dilaksanakan tanggal 19 Septemper 1945  dan dihadiri oleh Soekarno dan Mohammad Hatta. Rakyat seolah ingin menunjukkan pada dunia bahwa kemerdekaan Indonesia bukan pemberian Jepang, melainkan hasil perjuangan rakyat Indonesia. Beberapa dukungan terhadap kemerdekaan Indonesia sebagai berikut:
a.    Jakarta
Jakarta menjadi pusat perjuangan kemerdekaan Indonesia. Setelah peristiwa pembacaan teks proklamasi kemerdekaan oleh Soekarno, pada hari itu juga pemuda di Jakarta berupaya menyebarkan berita kemerdekaan Indonesia. Selain menyebarkan berita kemerdekaan, pemuda berhasil menurunkan Wali Kota Jakarta, Shigo Hasegawa dan menjadikan wakilnya, Suwirjo sebagai Wali kota Jakarta yang baru.
b.    Bandung
Pada siang 17 Agustus 1945 berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia samapi di kota Bandung. Di Bandung, berita proklamasi disiarkan dalam bahasa Indonesia dan Inggris. Selain menyebarkan berita kemerdekaan, pemuda di Bandung berusaha menduduki kantor-kantor pemerintahan Jepang.
c.    Semarang
Di semarang proklamasi pertama kali diterima Sugiarin, markonis kantor berita Domei Semarang. Kabar tersebut selanjutnya disampaikan kepada Syarif Soelaiman serta M.S. Mintardjo yang kemudian diteruskan kepada Wongsonegoro. Setelah mendengar berita tersebut, Wongsonegoro menyampaikan berita proklamasi di hadapan sidang Jawa Hokokai. Wongsonegoro mengajak rakyat merayakan kemerdekaan Indonesia.
d.    Yogyakarta
Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pertama kali diterima kantor berita Domei Yogyakarta pada 17 Agustus 1945 pukul 12.00. Kabar tersebut pertama kali disebarkan melalui khotbah Jumat di masjid Gedhe alun-alun utara dan masjid Pakualaman.
Berita proklamasi semakin menyebar setelah Ki Hajar Dewantara, guru, dan siswa Taman Siswa melakukan pawai sepeda. Penyebaran berita proklamasi di Yogyakarta juga tidak terlepas dari peran harian Sinar Matahari. Berita proklamasi juga samapi kepada Sultan Hamengku Buwono XI dan Sri Paku Alam VIII. Keduanya menyatakan dukungannya terhadap proklamasi dan pemerintah Indonesia
e.    Surabaya
Berita proklamasi di Surabaya pertama kali disiarkan menggunakan bahasa Madura. Penggunaan bahasa Madura tersebut bertujuan menghindari pengawasan Kempetai karena pihak Jepang selalu menempatkan petugasnya yang mampu berbahasa Indonesia.
Penyiaran berita proklamasi dalam bahasa Indonesia baru dilakukan pada tanggal 19 Agustus 1945 saat petugas Jepang lengah. Kelengahan tersebut dimanfaatkan oleh Syahrudin untuk menyelundupkan bunyi teks proklamasi dalam siaran Soerabaja Hosokyoku. Selain radio, rakyat Surabaya mendapat berita proklamasi dari surat kabar Suara Asia.
Salah satu bentuk dukungan tersebut ditunjukkan melalui peristiwa Tunjungan yang terjadi pada tanggal 19 September 1945. Para pemuda Surabaya menyobek bendera Belanda yang berwarna biru menjadi bendera Indonesia (Merah Putih) di atas hotel Yamato sebagai bukti dukungan rakyat Surabaya terhadap kemerdekaan Indonesia.
f.     Aceh
Berita mengenai kemerdekaan Indonesia juga dimuat dalam harian Aceh Simbun pada 22 Agustus 1945. Para pemuda Aceh yang tergabung dalam organisasi militer bentukan Jepang seperti Heiho dan Giyugun merespon berita kemerdekaan Indonesia dengna meninggalkan organisasi tersebut. Para pemuda tersebut kemudian bergabung dengan Ikatan Pemuda Indonesia di bawah pimpinan Ali Hasyim, pemimpin redaksi harian Aceh Simbun.
g.    Kalimantan
Di Kalimantan Barat, tepatnya di Pontianak, seorang pemuda bernama M. Sukandar mendengar berita proklamasi dari radio pada 18 Agustus 1945 malam hari secara sembunyi-sembunyi. Di Ketapang, Kalimantan Barat berita proklamasi secara resmi diterima melalui seorang pejuang yang baru datang dari Jawa, A. Halim H. Abdul pada 24 Agustus 1945. Adapun berita proklamasi di Kalimantan Tengah baru diterima pada 29 Agustus 1945, dalam suatu upacara pengibaran bendera di depan kantor pemerintah daerah di Pangkalan Bun.
h.    Sulawesi
Rakyat Sulawesi tidak mendengar berita proklamasi secara bersamaan. Di Sulawesi Tengah berita proklamasi diterima pada 17 Agustus 1945 pukul 15.00. Pada saat itu Abdul Latief Mangitung mendapat berita proklamasi dari seorang perwira Jepang. Rakyat Sulawesi Utara mendengar berita proklamasi pada 18 Agustus 1945, yaitu ketika A.S. Rombot bertugas menerima berita Domei dari Tokyo.
 Adapun rakyat Sulawesi Selatan memperoleh berita proklamasi berita proklamasi dari Gubernur Provinsi Sulawesi, Sam Ratulangi. Rakyat menyambut hangat berita proklamasi dan memberikan dukungan penuh kepada Sam Ratulangi untuk melakukan konsolidasi dengan pemerintah Republik Indonesia di wilayah Sulawesi. Rakyat juga mendesak Sam Ratulangi untuk mengambil alih kekuasaan Jepang.
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia merupakan puncak perjuangan bangsa Indonesia dalam melawan penjajahan di Indonesia. Dengan berbekal semangat, kegigihan, dan keberanian, bangsa Indonesia mampu mencapai kemerdekaannya.

Sumber:
          1)      Ringgo Rahata dkk. 2021. Sejarah untuk SMA/MA: Mata Pelakaran Wajib (Pegangan Guru). Yogyakarta, PT Intan Pariwara.
                      2)      Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2017. Sejarah Indonesia Kelas XI Semester 2. (edisi Revisi). Jakarta
                      3)      https://blog.ruangguru.com/detik-detik-menuju-proklamasi-kemerdekaan-ri

No comments:

Post a Comment