Monday, August 24, 2020

Motivasi kedatangan Bangsa-Bangsa Eropa ke Indonesia

 

Munculnya inisiatif bangsa-bangsa Eropa untuk menjelajah dunia Timur, tidak terlepas dari perkembangan Eropa pada abad ke XV. Saat itu eropa mengalami periode renaissance yang mengakhiri abad kegelapan. Periode renaissance membawa perubahan mendasar dalam pemikiran social dan politik bangsa-bangsa Eropa. Periode ini disebut sebagai periode kebangkitan bangsa-bangsa Eropa terutama dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Masa renaissance mendorong bangsa-bangsa Eropa berlomba-lomba dalam bidang teknologi.

Berbagai kemajuan memupuk semangat bangsa Eropa untuk mencari dunia baru. Memiliki keinginan untuk mencari jalur perdagangan baru. Jalur perdagangan kuno yang menghubungkan Eropa dengan Asia tidak dapat digunakan sejak Kesultanan Turki Utsmani menguasai Konstantinopel dan Laut Mediterania.

Pada dasarnya, penjelajahan samudera dilatarbelakangi oleh beberapa factor yaitu:

1.      Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Pada masa renaissance ilmu pengetahuan dan teknologi mengalami perkembangan pesat. Muncul berbagai teori-teori dari beberapa ilmuwan Barat yang mendorong terjadinya penjelajahan samudera untuk membuktikan kebenaran teori tersebut. Tokoh-tokoh yang mengemukakan teori tersebut Antara lain:

a.    Nicolaus Copernicus

Merupakan ahli matematika dan astronomi oada masa renaissance. Salah satu teori yang terkenal adalah teori Heliosentris. Teori ini menjelaskan bahwa matahari sebagai pusat pergerakan alam semesta. Dalam buku De Revolutionibus Orbium Coelestium, Copernicus mengungkapkan planet-planet di alam semesta, termasuk bumi berputar mengelilingi matahari. Menurutnya, jika seseorang berjalan dari satu titik kea rah barat, dia pasti akan kembali ke titik semula. Teori ini berhasil dibuktikan oleh para pelaut Portugis dan Spanyol melalui penjelajahan dengan rute berlawanan arah, tetapi dapat bertemu di Maluku

(sumber: idntimes.com)

b.    Galileo Galilei

Galileo Galilei merupakan pendukung teori Heliosentris yang dikemukakan Copernicus. Menurutnya bumi berbentuk bulat dan dalam pergerakannya bumi mengelilingi matahari. Ia menciptakan teleskop untuk mengamati benda-benda luar angkasa, dan dapat mengamati permukaan bulan yang tidak rata.

(Sumber: viva.co.id)

c.    Sir Issac Newton

Sir Issac Newton menyatakan bintang, planet dan benda-benda antariksa bergerak dengan ketepatan yang dapat diramalkan seperti gerak jam. Oleh karena itu, pikiran manusia merangkumnya menjadi beberapa persamaan sederhana.

Perkembangan teknologi di Eropa mendorong keberhasilan membuat kapal-kapal besar yang mampu mengarungi samudera dan tahan terhadap ombak besar. Kapal-kapal tersebut dilengkapi dengan kompas sebagai system navigasi. Kompas mengurangi resiko tersesat dalam perjalanan. Kapal-kapal dilengkapi layar berukuran besar yang dimanfaatkan sebagai sistem angin sehingga memudahkan pelayaran tanpa membutuhkan tenaga manusia sebagai penggerah kapal.

2.      Pencarian Rempah-Rempah

Kondisi Eropa yang dingin menyebabkan bangsa-bangsa Eropa membutuhkan rempah-rempah. Rempah-rempah dimanfaatkan sebagai pengawet makanan dan bahan pembuat minuman penghangat tubuh. Rempah-rempah menjadi komoditas utama incaran para pedagang Eropa walaupun dengan harga mahal, karena melewati proses distribusi yang cukup panjang. Rempah-rempah yang dibutuhkan bangsa Eropa rata-rata berasal dari Indonesia. Rempah-rempah tersebut antaralain lada, cengkeh, pala dan bunga pala. Lada ditemukan di sebagian besar wilayah Sumatera dan Jawa. Cengkeh merupakan tanaman yang subur di Ternate, Tidore, Moti, Makian, dan Bacan. Pada merupakan tanaman endemis di Pulau Banda. 

(Sumber: travel.kompas.co.id)

3.      Jatuhnya Konstantinopel ke tangan Turki Utsmani

Pada 1453 Sultan Muhammad II dari kesultanan Turki Utsmani berhasil  menguasai Konstantinopel. Jatuhnya ibukota Romawi Timur ke tangan Turki Utsmani tersebut menyebabkan kegiatan perdagangan rempah-rempah di Laut Tengah terhenti. Bangsa Turki menutup Bandar Konstantinopel sehingga menyebabkan terputusnya hubungan perdagangan jalur darat antara Eropa dan wilayah Asia, khususnya India dan Tiongkok.

Sebelum berhasil menguasai Konstantinopel, Kesultanan Turki Utsmani telah berhasil menguasai Laut Mediterania yang menyebabkan perdagangan laut antara Eropa dan Asia Timur terhambat. Putusnya jalur perdagangan menyebabkan suplai rempah-rempah ke Eropa berkurang. Akibatnya, harga rempah-rempah menjadi semakin mahal. Kondisi ini mendorong bangsa Eropa mencari jalur perdagangan baru dan melakukan penjelajahan ke Dunia Timur untuk menemukan daerah penghasil rempah-rempah.

4.      Semboyan 3G (Gold, Gospel, Glory)

Semboyan Gold, Gospel, Glory mendorong bangsa Eropa melakukan penjelajahan samudera. Gold berarti emas yang menggambarkan kekayaan. Semboyan gold mendorong munculnya merkantilisme di Eropa. Merkantilisme merupakan paham yang menganggap kejayaan Negara diukur dari banyaknya emas yang dimiliki sebagai hasil keuntungan berdagang.

Setelah mendapatkan kekayaan, tujuan selanjutnya adalah mendapatkan kejayaan, kemasyuran dan kemenangan. Tujuan tersebut tersirat  dalam semboyan glory. Dari semboyan glory melahirkan imperialism kuno. Berdasarkan imperialism kuno, kejayaan suatu Negara dilihat dari banyaknya wilayah koloni dan jalur perdagangan yang dikuasai. Kondisi ini menyebabkan bangsa-bangsa Eropa saling mengalahkan untuk menjadi bangsa terkuat.

Penjelajahan bangsa-bangsa Eropa ke dunia Timur juga membawa misi suci dari gereja yaitu menyebarkan ajaran Injil (gospel). Oleh karena itu, dalam setiap perjalanan bangsa-bangsa Eropa selalu diikuti oleh kaum missionaris. Bagi para missionaris, menyebarkan ajaran Injil merupakan panggilan hidup dan tugas mulia.

Sumber:

  1. Magda Alfian, Dkk. 2007. Sejarah : Untuk SMA dan MA Kelas XI Program IPS. Jakarta. Esis
  2. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2017. Sejarah Indonesia Kelas XI Semester 1. (edisi Revisi). Jakarta
  3. Danik Isnaini, Sri Pujiani. 2020. PR Sejarah Indonesia untuk SMA dan MA kelas XI semester 1. Yogyakarta. PT Intan Pariwara

No comments:

Post a Comment