Sunday, September 20, 2020

Masa Kekuasaan VOC di Indonesia



 

Gambar 1: Logo VOC
(Sumber: nasional.republika.co.id)

Setelah berhasil menemukan kepulauan Indonesia, bangsa-bangsa Eropa saling menunjukkan keinginan untuk menancapkan kolonialisme dan imperialism di Indonesia. Bangsa Eropa menerapkan kolonialisme cukup lama adalah Belanda. Kolonialisme bangsa Belanda di Indonesia berawal dari kongsi dagang Belanda yaitu Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC). Dalam sejarah Indonesia, masa kekuasaan VOC dianggap sebagai akar kolonialisme di Indonesia.

1.    Pembentukan VOC

Sejak kedatangannya pada 1596, bangsa Belanda berusaha melakukan monopoli perdagangan di Indonesia. Beberapa pedagang Belanda yang berhasil berlayar hingga Kepulauan Indonesia saling bersaing untuk menerapkan monopoli perdagangan dan meraup keuntungan yang sebesar-besarnya. Selain itu, kongsi dagang Belanda juga bersaing dengan kongsi dagang Inggris yaitu East India Company (EIC).

Pada dasarnya, pembentukan VOC tidak lepas dari campur tangan pemerintah Belanda. Pada masa itu Belanda sedang berperang melawan Portugis dan Spanyol. Menurut pemerintah Belanda, kongsi-kongsi dagang yang bersatu akan menjadi senjata dalam bidang militer dan ekonomi. Oleh karena itu, pemerintah BElanda berusaja meyakinkan agar kongsi-kongsi dagang Belanda melebur menjadi satu organisasi.

Prints Maurits sebagai wali Negara Belanda dalam Staaten Generaal (parlemen) pun menyarankan agar antarkongsi dagang Belanda bekerja sama membentuk perusahaan dagang yang lebih besar. Atas saran Prints Maurits, pada 20 Maret 1602 Kerajaan Belanda membentuk organisasi perdagangan bernama Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC) atau persekutuan Dagang Hindia Timur.

Tujuan utama pembentukan VOC adalah menghindari persaingan di antara para pedagang Belanda. Selain itu, VOC dibentuk dengan tujuan berikut:

a.    Membantu keuangan pemerintah Belanda

b.    Menyaingi pedagang-pedagang dari bangsa lain

c.    Meperkuat posisi sehingga dapat melaksanakan monopoli perdagangan

d.    Menjalankan pemerintahan sebagai wakil pemerintah Belanda di Hindia Timur.

Selain sebagai organisasi dagang Belanda, VOC dianggap sebagai organisasi multinasional pertama. Anggapan itu muncul karena VOC tidak hanya dari Belanda, tetapi juga dari Jerman, Belgia,dan beberapa bangsa lain di Eropa. Pada awal VOC dikelola olwh 73 orang. Dalam perkembangannya, anggota VOC dikurangi menjadi 60 orang. Pengurus pusat VOC terdiri atas tujuh belas orang yang disebut dengan de Heeren Zeventien of Majors (Heeren Zeventien). Heeren Zeventien merupakan delegasi dari setiap bagian (kamers) VOC. Proporsi delegasi VOC dalam Heeren Zeventien ditentukan sesuai besar modal yang mereka bayarkan. VOC memiliki enam kamers, yaitu Amsterdam, Middleburg (untuk Zeeland), Enkhuizen, Delft, Hoorn, dan Rotterdam.

Pada awal pembentukan VOC hanya mengurusi masalah perdagangan Belanda di wilayah Hindia Timur (Indonesia). Dalam perkembangannya, VOC bertindak sebagai sebuah Negara. VOC menjadi wakil pemerintah Belanda di Indonesia. Dalam menjalankan perannya, VOC mendapatkan wewenang dari pemerintah Belanda merupakan hak Oktroii. Hak Oktroii yang dimiliki VOC sebagai berikut:

a)    Hak mencetak uang

b)    Hak memelihara angkatan perang

c)    Hak menyatakan perang

d)    Hak memerintah daerah yang diduduki

e)    Hak melakukan perjanjian dengan raja-raja

f)     Hak melakukan monopoli perdagangan rempah-rempah

g)    Hak mengangkat pegawai sendiri

Dengan hak oktroii, VOC tidak hanya berperang sebagai perusahaan dagang, tetapi berperan dalam bidang militer dan politik. Bahkan, VOC berhasil mengembangkan angkatan laut. Keberhasilan tersebut terlihat saat Angkatan Laut VOC mampu menggeser kekuasaan Portugis di Banten dan Ambon pada 1605. VOC juga berhasil merebut benteng Victoria di Maluku.pada 1605, VOC membantu Sultan Baabullah mengusir Portugis dari Maluku.

Keberhasilan VOC di Maluku membuka peluang bagi VOC untuk menerapkan monopoli di Maluku. Untuk merealisasikan upaya tersebut, VOC menerapkan:

a)    Hongi tochten (Pelayaran Hongi), yaitu pelayaranpantai yang dilengkapi angkatan perang untuk mengawasi para pedagang Maluku agar menjual rempah-rempah kepada pedagang lain dan jika melanggar akan mendapat hukuman.

b)    Contingenten, yaitu kewajiban rakyat membayar pajak dalam bentuk hasil bumi

c)    Ekstirpasi, yaitu menebang tanaman rempah-rempah penduduk agar produksi rempah-rempah tidak berlebihan dan menstabilkan harga rempah-rempah

Keberhasilan VOC dalam memperluas wilayah kekuasaan justru menyebabkan Heeren Zeventien kewalahan dalam mengurus keorganisasian VOC. Heeren Zeventien memutuskan membentuk kelembagaan bari yakni menunjuk gubernur jenderal yang bertugas mengendalikan kekuasaan. Gubernur jenderal VOC pertama adalah Pieter Both. Tindakan Pieter Both selama menjadi gubernur jenderal adalah:

a)    Membangun pos perdagangan di Banten dan Maluku

b)    Mengadakan perjanjian dan berusaha memengaruhi pengasa Maluku

c)    Memasuki wilayah Jayakarta dan menjalin hubungan baik dengan penguasa Jayakarta

d)    Membeli tanah seluas 50x50 vadem (1 vadem = 182cm) di Jayakarta. Tanah ini menjadi cikal bakal kota Batavia.

Gambar 2: Pieter Both

(Sumber id.wikipedia.org)

Untuk membantu gubernur jenderal, Heeren zeventien membentuk sebuah dewan bernama Raad van Indie. Raad van Indie bertugas memberi saran dan masukan kepada gubernur jenderal.

2.    Perkembangan VOC

Hingga 1619 VOC telah melakukan tiga kali pergantian posisi gubernur jenderal. Gubernur jendral Jan Pieterzoon Coen memiliki tugas berat yaitu merebut Jayakarta dari kekuasaan Banten. Pada 30 Mei 1619 pasukan Jan Pieterzoon Coen berhasil menguasai Jayakarta dan membakar isi Kota Jayakarta. Dan Coen membangun kota baru yang kemudian dikenal dengan Batavia. Sejak saat itu, Batavia menjadi pusat kekuasaan VOC.

Gambar 3 Jan Pieterzoon Coen
(Sumber : id.wikipedia.org)

Untuk memperluas kekuasaan, VOC memanfaatkan konflik-konflik pribumi. Kerjasama dalam hal konflik-konflik  biasanya  menyebabkan penguasa pribumi bergantung pada VOC. Selama berada di Indonesia, VOC menjalankan kekuasaannya dengan beberapa cara berikut:

a)    Melakukan contingenten, yaitu kewajiban rakyat membayar pajak berupa hasil bumi

b)    Menerapkan verplichte leverentie, yaitu kewajiban rakyat menyerahan pajak berupa hasil bumi di daerah yang tidak dikuasai VOC

c)    Melaksanakan preanger stelsel, yaitu kewajiban bagi rakyat untuk menanamam kopi di daerah Priangan

d)    Menjalin kerjasama dengan pemerintah tradisional untuk mempermudah penaklukan wilayah

Pada 1641 VOC berhasil menggantikan posisi Portugis di Malaka. Keberhasilan tersebut menyebabkan kedudukan VOC di wilayah Indonesia bagian barat semakin kuat. Selanjutnya pada 1667 VOC berhasil memaksa Sultan Hassanuddin, penguasa Makasar, menyerah dan menandatangani perjanjian Bongaya. Perjanjian Bongaya menandai kekuasaan VOC di Makasar. Kekuasaan VOC makin meluasi ketika Raja Sulaiman terpaksa memberikan hak monopoli dagang bagi VOC. Kekuasaan VOC meluas hingga ke Papua.

Untuk mengawasi kegiatan monopoli perdagangan di beberapa wilayah, VOC menjalankan pelayaran Hongi. Untuk memperkuat kedudukannya, VOC mendirikan benteng pertahanan seperti benteng Duuestede di Saparua, benteng Nassau di Banda, benteng Orange di Ternatem dan benteng Rotterdam di Makasar.

Pada daerah jajahan, VOC juga mengatur kegiatan dan pemerintahan. Tindakan inilah yang menjadi akar kolonialisme dan imperialism di Indonesia. VOC sanggup membangun jaringan perdagangan antarkantor di Asia. Perdagangan di kawasan Asia sendiri menghasilkan keuntungan besar bagi VOC sepanjang abad ke XVII dan XVIII. Besarnya kantor-kantor VOC di Asia mengakibatkan direksi VOC menyatakan perdagangan di semua kantor dagang VOC dibagi menjadi tiga golongan yaitu:

a)    Kegiatan dagang yang dimiliki VOC karena berhasil merebut daerah yang bersangkutan dengan kekuatan militer.

b)    Kegiatan dagang yang dilakukan berdasarkan perjanjian-perjanjian eksklusif. Contoh VOC melakukan perjanjian dengan sultan Ternate dan masyarakat Ambon.

c)    Kegiatan dagang dilakukan setelah tercapai kesepakatan dengan raja-raja atau bangsa-bangsa Asia atas dasar berdiri sama tinggi duduk sama rendah.

 

3.    Pembubaran VOC

VOC mencapai masa kejayaan pada abad ke 17 dan abad ke-18. Di balik kejayaan tersebut, VOC mempunyai berbagai permasalahan. Banyaknya wilayah kekuasaan VOC menyulitkan pejabat tinggi VOC dalam melakukan pengawasan. Selain itu, Batavia sebagai pusat kekuasaan VOC di Indonesia semakin ramai dan padat penduduk.

Pada 27 Maret 1749 parlemen Belanda mengeluarkan undang-undang yang menetapkan Raja Willem IV sebagai pemimpin tertinggi VOC. Dengan ketentuan tersebut, Heeren Zeventien harus bertanggung jawab pada raja. Raja juga berkedudukan sebagai panglina tertinggi angkatan perang VOC. Struktur organisasi ini menyebabkan pengurus VOC lebih dekat dengan raja daripada pemegang saham.

Sejak 1673 VOC memiliki banyak hutang. Keuntungan yang diperoleh VOC mengalami penurunan yang disebabkan oleh besarnya pengeluaran pemerintah Belanda untuk membiayai serangkaian perang. Anggaran semakin besar ketika penggurus VOC menerapkan feodalisme dalam menjalankan pemerintahan. Selain itu, pegawai VOC memiliki kegemaran bergaya hidup mewah dan berupaya memperkaya diri. Akibatnya beban utang VOC semakin berat dan berujung pada kebangkrutan.

Akibatnya, berbagai kondisi buruk yang dialami VOC, saham dan daerah kekuasaan VOC diambil alih oleh pemerintah Belanda. Tindakan pemerintah Belanda ini dilakukan untuk menutup utang-utang VOC. Pada 31 Desember 1799 pemerintah Belanda resmi membubarkan VOC.

Daftar Bacaan

1.    Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2017. Sejarah Indonesia untuk SMA/MA/SMK/MAK Kelas XI Semester 1. Jakarta, Kemendikbud.

2.    I Wayan Badrika. 2006. Sejarah untuk SMA kelas XI Program Ilmu Sosial. Jakarta.Penerbit Erlangga

3.    Magdalia Alfian dkk. 2007. Sejarah untuk SMA dan MA kelas XI Program Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta. ESIS

4.    Magdalia Alfian dkk. 2007. Sejarah untuk SMA dan MA kelas XI Program Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta. ESIS

5.    Ringo Rahata dkk. 2019. Pegangan Guru; PR Sejarah Indonesia Buku SMA/MA/SMK/MAK kelas XI semester 1. Yogyakarta. PT Intan Pariwara

6.    Danik Isnaini dan Sri Pujiani. 2020. Pegangan Guru; PR Sejarah Indonesia Buku SMA/MA/SMK/MAK kelas XI semester 1. Yogyakarta. PT Intan Pariwara

No comments:

Post a Comment