Ketegangan antara Amerika Serikat dan Uni Soviet menimbulkan kekhawatiran di negara-negara dunia ketiga. Sebagai negara dunia ketiga sekaligus negara yang baru lahir pasca perang dunia ke-2, indonesia merupakan salah satu sasaran perebutan pengaruh oleh dua kekuatan besar tersebut. Amerika Serikat berupaya menyebarkan pengaruh ideologi kapitalis, sedangkan Uni Soviet mengenalkan ideologi komunis kepada Indonesia. Meskipun demikian, indonesia berusaha untuk tidak terpengaruh dan bersikap netral. Indonesia tetap Memegang teguh politik bebas aktif, yaitu tidak memihak blok manapun dan aktif dalam berbagai upaya mewujudkan perdamaian dunia. Upaya untuk mewujudkan perdamaian dunia tersebut ditunjukkan Indonesia dengan beberapa peran aktif berikut
1. Aktif Dalam Gerakan Non Blok (GNB)
Gerakan Non-Blok (GNB) merupakan organisasi yang dibentuk oleh negara-negara dunia ketiga pada masa perang dingin. Melalui organisasi ini negara-negara dunia ketiga berupaya bersikap netral dan tidak memihak salah satu blok yang berkuasa. Pembentukan organisasi ini juga tidak bermaksud menjadi blok/ kekuatan baru dalam perang dingin.
a. Pemrakarsa Gerakan Non-Blok
Perdana Menteri Jawaharlal Nehru (India), Presiden Gamal Abdul Nasser(Mesir) presiden Kwame Nkrumah(Ghana), presiden Soekarno (Indonesia), dan Presiden Yosep Broz Tito(Yugoslavia) merupakan pemrakarsa gerakan non-blok (GNB) atau Non Aligned Movement (NAM). Pembentukan organisasi ini tidak lepas dari Konferensi Asia Afrika(KAA) di Bandung pada 1955.
Gambar 1. Tokoh Pendiri Gerakan Non-Blok (Sumber: Ksatria Literasi)