Monday, September 18, 2023

PERANG DINGIN

      

Gambar 1: Pemimpin negara pemenang Perang Dunia II.
Sumber: Grid.id)

Perang Dunia II membawa perubahan besar dalam kehidupan masyarakat dunia. Salah satu bentuk perubahan tersebut adalah munculnya Amerika Serikat dan Uni Soviet sebagai negara adidaya. Dalam perkembangannya Amerika Serikat dan Uni Soviet bersaing mencari dukungan dari negara-negara lain. Kedua negara tersebut mencari dukungan menggunakan kekuatan teknologi dan persenjataan yang kemudian dikenal dengan istilah Perang Dingin (Cold War).


A. LATAR BELAKANG

      Latar belakang perang dingin perebutan pengaruh antara Amerika Serikat dan Uni Soviet pasca Perang Dunia II menyebabkan politik dunia kembali terbagi menjadi dua blok yaitu Blok Barat dan Blok Timur.  Blok Barat berada di bawah pengaruh Amerika Serikat dan Blok Timur di bawah pengaruh Uni Soviet. Dalam Perang Dingin kedua blok saling menyusun kekuatan tetapi tidak berkonfrontasi secara langsung. Kedua blok tersebut berdiri di balik perseteruan internal negara dan antarnegara. Terjadinya perang dingin dilatarbelakangi oleh faktor-faktor berikut :


a. Perbedaan Pandangan Tentang Pembagian Wilayah 

      Amerika Serikat dan Uni Soviet merupakan dua negara anggota blok Sekutu yang berhasil memenangi Perang Dunia II. Akan tetapi, setelah Perang Dunia II perbedaan antara Amerika Serikat dan Uni Soviet meruncing. Perselisihan tersebut dipicu perbedaan pandangan tentang pembatasan batas-batas negara bawahan sebagai hasil Perjanjian Postdam. 

     Pimpinan Uni Soviet Joseph Stalin berusaha menjadikan sistem pemerintahan negara-negara Uni Soviet berbasis komunis. Dengan penerapan sistem komunis, pemerintahan Uni Soviet dapat dengan mudah mengendalikan wilayah-wilayah tersebut. Usaha Uni Soviet tersebut ditentang oleh Amerika Serikat dan Inggris. Amerika Serikat dan Inggris menghendaki penerapan sistem demokrasi. Sejak saat itu wilayah Eropa terbagi menjadi dua blok, yaitu blok barat yang pro Amerika dan Blok Timur yang pro Uni Soviet. 

     Pembagian wilayah terlihat jelas di wilayah Jerman. Berdasarkan Perjanjian Postdam, wilayah Jerman terbagi menjadi 4 daerah kekuasaan, yaitu daerah kekuasaan Amerika Serikat, Uni Soviet, Inggris, dan Perancis. Dalam perkembangannya wilayah Jerman dikuasai oleh dua kekuasaan besar yaitu Blok Barat (Sekutu) dan Blok Timur( Sentral). Amerika Serikat, Inggris, dan Perancis bergabung dalam Blok Barat sementara Uni Soviet merupakan Blok Timur. 

     Peristiwa Berlin Airlift karena dalam peristiwa tersebut negara-negara Sekutu (Amerika Serikat, Inggris dan Perancis) memberikan bantuan makanan bagi penduduk Berlin melalui udara. Selain bantuan makanan, negara-negara tersebut memobilisasi penduduk Berlin dan membekali serdadu di Berlin. Selama 324 hari Berlin Airlift mengangkut berton-ton bahan makanan dan obat-obatan. Bantuan Sekutu tersebut dilakukan sebagai respon terhadap aksi blokade yang dilakukan Uni Soviet pada 1948. Dalam aksi ini Uni Soviet memblokade Kota Berlin untuk membatasi mobilisasi Sekutu. Pembatasan dilakukan untuk mencegah Sekutu memasuki kota Berlin Barat. Pada saat itu semua hubungan air rel dan jalan darat diputus Uni Soviet. 

Gambar 2: Berling Airlift. Sumber https://www.rferl.org/

b. Keinginan untuk Berkuasa 

Pasca Perang Dunia II, baik Amerika Serikat maupun Uni Soviet berambisi menjadi negara terkuat di dunia. Keinginan untuk berkuasa inilah yang memicu terjadinya Perang Dingin. Untuk menjadi negara terkuat, kedua negara saling menunjukkan superioritasnya. Usaha yang ditempuh Amerika Serikat dan Uni Soviet untuk menunjukkan superioritasnya tampak dalam beberapa bidang berikut: 

1) Politik 

Pada masa Perang Dingin Amerika Serikat dan Uni Soviet berlomba-lomba memengaruhi negara-negara berkembang paham yang dianutnya. Amerika Serikat berusaha mengembangkan paham demokrasi dan kapitalisme di negara-negara yang mengalami kekalahan dalam Perang Dunia II seperti Jepang dan Jerman. Selain itu, Amerika Serikat menyusun strategi politik Containment Policy untuk membendung pengaruh komunis Uni Soviet. 

Adapun Uni Soviet yang berpaham komunis mengampanyekan pembangunan negara dengan metode "Terpimpin".  Dalam perkembangannya, Uni Soviet menetapkan Bulgaria, Hungaria, Polandia, dan Cekoslowakia sebagai negara satelit. Kebijakan-kebijakan yang diterapkan pemerintahan Uni Soviet wajib dilaksanakan oleh negara-negara satelit. 


2) Ekonomi 

Gambar 3: Vyacheslav Molotov.
Vyacheslav Molotov merupakan pemrakarsa Molotov Plan. Molotov Plan adalah program Uni Soviet yang mengatur perekonomian negara-negara Eropa Timur. Selain Molotov Plan Uni Soviet membentuk Comecon. Yaitu bantuan ekonomi bagi negara-negara komunis di Eropa Timur. Comecon dibentuk untuk mempersatukan negara-negara komunis guna menghadapi pengaruh Amerika Serikat dan sekutunya. 

Adapun Amerika Serikat berperan sebagai kreditur yang memberikan pinjaman atau bantuan ekonomi pada negara-negara berkembang (developing countries). Selain itu, Amerika Serikat membantu negara-negara Eropa yang mengalami kehancuran ekonomi akibat Perang Dunia II melalui program Marshall Plan (European Recovery Program). 

Upaya Uni Soviet dan Amerika Serikat tersebut menunjukkan keduanya bersaing untuk menjadi pahlawan dalam bidang ekonomi bagi negara-negara berkembang. Keduanya sering memberikan bantuan ekonomi bagi negara-negara yang membutuhkan. 


B. PERKEMBANGAN PERANG DINGIN 

     Perang dingin sejatinya merupakan persaingan antara Amerika Serikat dan Uni Soviet. Meskipun demikian, dalam perkembangannya perang dingin turut berpengaruh di negara-negara lain. Tidak hanya negara-negara di Eropa, negara-negara di kawasan Asia pun menjadi perebutan pengaruh bagi kedua negara adikuasa tersebut. Sebagian besar negara di Asia merupakan negara yang baru memperoleh kemerdekaan pasca perang dunia ke-2. Kondisi tersebut mempermudah Amerika Serikat dan Uni Soviet untuk menanamkan pengaruhnya. bentuk persaingan yang terjadi pada masa perang dingin adalah: 


1. Perebutan daerah pengaruh 

     Perang Dingin antara Amerika Serikat dan Uni Soviet memicu ketegangan dan konflik militer negara-negara yang menjadi ajang perebutan pengaruh antara Amerika Serikat dan Uni Soviet pada masa Perang Dingin antara lain Tiongkok, Korea, Vietnam, Kuba, Afghanistan, Ethiopia, Angola, dan Mozambik. 

a) Tiongkok 

Setelah Perang Dunia II negara-negara sekutu. Sejak saat itu, Tiongkok termasuk ke dalam jajaran The Big Five bersama Amerika Serikat, Inggris, Prancis dan Uni Soviet. Meskipun demikian, keberhasilan Tiongkok tersebut belum mampu mengatasi pergolakan dalam negerinya. 

Gambar 4: Mao Zedong

Kekacauan yang terjadi di Tiongkok disebabkan oleh perselisihan antara kelompok nasionalis dan komunis. Perselisihan tersebut berkembang menjadi perang saudara. Dalam perang saudara tersebut, kelompok nasionalis di bawah pimpinan Chiang Kai Sek mendapat bantuan dari Amerika Serikat. Sementara itu golongan komunis di bawah pimpinan Mao Zedong mendapat dukungan dari Uni Soviet. 


Pada perang saudara di Tiongkok kelompok nasionalis mengalami kekalahan. Kekalahan tersebut disebabkan bantuan Amerika Serikat yang dikorupsi oleh banyak pimpinan nasionalis. Akibatnya, Amerika Serikat segera menghentikan bantuan. Setelah Amerika Serikat menghentikan bantuannya, perlawanan kelompok nasionalis menjadi lemah. Akibatnya, kelompok nasionalis di bawah pimpinan Chiang Kai Sek terdesak dan menyingkir ke Taiwan. Kelompok nasionalis tersebut kemudian mendirikan pemerintahan baru di Taiwan yang sekarang dikenal dengan nama Republik Tiongkok. 

Terdesaknya kelompok nasionalis hingga ke Taiwan menyebabkan seluruh daratan Tiongkok jatuh ke tangan kelompok komunis. Pada 1 Oktober 1949 Mao Zedong, pimpinan komunis di Tiongkok, memproklamasikan berdirinya negara Republik Rakyat Tiongkok dengan ibukota negaranya Peking (sekarang Beijing). 


2) Korea 

Pada masa Perang Dingin Uni Soviet dan Amerika Serikat saling berebut pengaruh di wilayah Korea. Pada 15 Agustus 1948 Amerika Serikat membentuk Republik Korea Selatan di bawah pimpinan Syngman Rhee. Sementara itu, Uni Soviet membentuk Republik Korea Utara pada 9 September 1948 di bawah pimpinan Kim Il Sung. Perebutan pengaruh antara Amerika Serikat dan Uni Soviet menyebabkan terjadinya perang saudara yang dikenal dengan Perang Korea. 

Sudah sejak lama wilayah Korea menjadi wilayah yang diperebutkan negara-negara besar. Wilayah Korea pertama kali diperebutkan oleh Tiongkok dan Jepang, kemudian Rusia dan Jepang, serta Uni Soviet dan Amerika Serikat pada masa perang dingin. Korea menjadi daerah yang diperebutkan karena strategis untuk kepentingan militer dan politik. Selain itu Korea memiliki sumber daya alam melimpah. 


3) Vietnam 

Gambar 5: Ho Chi Minh
Penduduk Tiongkok, Inggris, dan Perancis di Vietnam menyebabkan wilayah Vietnam terpecah menjadi dua. Wilayah Vietnam Utara dikuasai Tiongkok di bawah pimpinan Ho Chi Minh. Sementara itu, untuk menandingi pengaruh Tiongkok di Vietnam Utara, Inggris dan Perancis menunjuk Kaisar Bao Dai menjadi kepala negara di Vietnam Selatan. Dalam pembagian wilayah, Uni Soviet mengakui kedaulatan Vietnam Utara, sedangkan Amerika Serikat mengakui kedaulatan Vietnam Selatan.
 

Dalam perkembangannya, Ho Chi Minh mempunyai keinginan menyatukan kedua Wilayah Vietnam di bawah bendera komunis. Untuk mewujudkan keinginan tersebut, Ho Chi Minh menerapkan taktik gerilya. Pasukan Ho Chi Minh mendapat bantuan dari Tiongkok dan Uni Soviet. Mereka berusaha menyerang pasukan Vietnam Selatan yang mendapat bantuan dari Amerika Serikat. Akhirnya, pasukan yang dipimpin Ho Chi Minh meraih kemenangan pada 1975 dan membentuk Republik Sosialis Vietnam yang berhaluan komunis. 


4) Kuba 

Gambar 6: FIDEL CASTRO
Kuba merupakan salah satu negara yang terletak di Amerika Tengah. Pada masa Perang Dingin wilayah Kuba menjadi ajang perebutan pengaruh antara Amerika Serikat dan Uni Soviet. Pada 1902 Amerika Serikat memberi kemerdekaan kepada Kuba. Meskipun demikian, Amerika Serikat masih turut campur dalam pemerintahan Kuba hingga masa Perang Dingin. Campur tangan Amerika Serikat tersebut mengakibatkan terjadinya serangkaian pemberontakan yang berusaha melengserkan pemerintahan. 

Pada 1956 seorang tokoh revolusioner Kuba, Fidel Castro mendirikan basis perjuangan di Sierra Maestra, Kuba. Ia juga melakukan gerilya melawan pemerintahan Kuba yang dipimpin oleh Fulgencio Batista. Dalam perjuangannya, Fidel Castro berusaha menarik simpati buruh, petani, dan kaum intelektual. Akhirnya, pada 16 Februari 1959 Fidel Castro berhasil menjadi perdana menteri setelah melengserkan Fulgencio Batista. Setelah itu, Kuba menjadi negara komunis pertama di benua Amerika. 

Hubungan Kuba dengan Amerika Serikat memanas sejak Kuba menjadi negara komunis. Pada 1961 orang-orang Kuba yang antikomunis dilatih dan dipersenjatai oleh Central Intelligence Agency (CIA) untuk menjatuhkan pemerintahan Fidel Castro. Akan tetapi rencana tersebut mengalami kegagalan dan Fidel Castro tetap berkuasa di Kuba. Ketegangan antara kuba dan Amerika Serikat memuncak pada Oktober 1962 yang dikenal dengan krisis misil Kuba atau Cuban Missile  Crisis


5) Afghanistan 

Pada Desember 1979 uni Soviet melakukan invasi militer ke Afghanistan. Invasi militer dilakukan untuk menyelamatkan rezim komunis di Afghanistan yang saat itu mendapat perlawanan dari kelompok Hafidzullah Amin. Selain itu, invasi militer uni Soviet tersebut dilakukan untuk mengimbangi kekuatan bersenjata dan pengaruh liberalisme Amerika Serikat di Asia Barat Daya. Invasi Uni Soviet tersebut mendapat perlawanan dari kelompok Mujahidin yang dipimpin oleh Muhammad Najibullah. Akhirnya, kelompok Mujahidin berhasil memukul mundur pasukan Uni Soviet dari Afghanistan. 


6) Ethiopia, Angola, dan Mozambik 

Pada 1974 - 1991 pemerintah Ethiopia dikuasai sayap kiri militer. Sistem pemerintahan yang berhaluan sosialis menyebabkan kedekatan Ethiopia dengan Uni Soviet. Sementara itu, di Angola dan Mozambik pada 1975- 1990 kelompok gerilyawan Marxis Leninis menguasai pemerintahan. 

Pada masa Perang Dingin Amerika Serikat dan Uni Soviet tidak pernah terlibat secara langsung dalam peperangan. Kedua negara tersebut selalu berada di balik perseruan negara-negara yang sedang bersengketa. Amerika Serikat dan Uni Soviet memberikan bantuan persenjataan dan memenuhi kebutuhan hidup masyarakat di negara-negara yang sedang bersengketa.

b. Sistem aliansi 

North Atlantic Treaty Organization (NATO) dibentuk pada 4 April 1949. Negara-negara yang membentuk NATO yaitu Italia, Islandia, Norwegia, Denmark, Belgia, Belanda, Luksemberg, Prancis, Portugal, Kanada, dan Amerika Serikat. Pembentukan NATO bertujuan membendung pengaruh komunis di wilayah Eropa utara sampai Turki dan Yunani. NATO merupakan salah satu aliansi yang muncul pada masa perang dingin. 

Keberadaan aliansi-aliansi seperti NATO pada masa perang dingin makin menegaskan adanya persaingan. Aliansi aliansi tersebut bertujuan memperkuat kedudukan negara-negara yang tergabung dalam blok Barat dan Blok Timur. Selain NATO, aliansi aliansi pada masa perang dingin sebagai berikut: 
  1. The Communist Information Bureau (Cominform) dibentuk pada 1947 dan berpusat di Beograd, Yugoslavia 
  2. Pakta Warsawa dibentuk pada 1955. Pakta Warsawa dibentuk oleh Jerman Timur, Cekoslowakia, Hungaria, Bulgaria, Polandia, Rumania dan Albania. 
  3. Pakta Australia, New Zealand and United States (ANZUS) dibentuk pada 1951. Pakta ANZUS merupakan Pakta pertahanan negara-negara Amerika Serikat, Australia dan Selandia Baru 
  4. South East Asia Treaty organization(SEATO) dibentuk pada 1954. SEATO merupakan kerjasama pertahanan negara-negara Asia Tenggara dengan negara-negara barat. Anggota SEATO antara lain Amerika Serikat,  Inggris,  Prancis, Australia, Filipina, Thailand, Pakistan, dan Selandia Baru. 

c) Persaingan Persenjataan 
     Tsar Bomba merupakan senjata nuklir buatan Uni Soviet yang membuktikan persaingan persenjataan yang terjadi pada masa Perang Dingin. Pada masa itu Uni Soviet dan Amerika Serikat selalu bersaing dalam pengembangan teknologi persenjataan. Persaingan ini bermula pada 1952 ketika Amerika Serikat berhasil mengembangkan jenis bom hidrogen. Setahun kemudian Uni Soviet menyusul perkembangan teknologi persenjataan Amerika Serikat tersebut. Selama masa perang dingin, kedua negara tersebut selalu mengembangkan jenis bom baru. 

Pada masa Perang Dingin Amerika Serikat dan Uni Soviet juga terlibat aktif dalam perdagangan senjata dunia. Sejak 1970 perdagangan senjata telah menjadi bisnis komersial menarik yang dikembangkan Amerika Serikat dan Uni Soviet. Amerika Serikat dan Uni Soviet berusaha menjual persenjataan militer dengan harga rendah dan kredit mudah. Selain itu, persenjataan dapat ditukar dengan komoditas pokok sebagai pembayaran. 

d) Spionase 

Persaingan antara Amerika Serikat dan Uni Soviet pada masa Perang Dingin muncul akibat spionase atau mata-mata. Aksi ini dilakukan untuk
mengetahui perkembangan kekuatan lawan. Perhatikan logo pada gambar disamping. Central Intellegence Agency atau CIA yang merupakan agen spionase yang dibentuk oleh Amerika Serikat.  Sementara itu, Uni Soviet membentuk agen spionase bernama Komitet Gosudarstvennoy Bezopasnosti (KGB). 

Agen spionase bertugas mencari keterangan mengenai negara-negara asing tertentu. Dalam perkembangannya, KGB dan Cia selalu berusaha mendapatkan informasi rahasia menyangkut negara-negara yang berada di bawah pengaruh Uni Soviet dan Amerika Serikat. Selain itu, KGB dan CIA berperan memicu berbagai ketegangan di dunia. Sebagai contoh, CIA turut membantu orang-orang Kuba di perantauan untuk melakukan serangan ke Kuba pada 1961, sedangkan KGB memberikan dukungan bagi Fidel Castro(presiden Kuba) dalam menghadapi serangan Amerika Serikat. 

e) Persaingan Teknologi luar angkasa 
Persaingan teknologi luar angkasa juga mewarnai masa Perang Dingin. Baik Amerika Serikat maupun Uni Soviet berlomba-lomba melakukan berbagai penelitian untuk menghasilkan temuan-temuan baru. Beberapa temuan baru, khususnya dalam teknologi luar angkasa pada masa perang dingin tersebut terus berkembang dan dapat dirasakan manfaatnya hingga saat ini. 

Uni Soviet menjadi negara pertama yang berhasil menjelajah luar angkasa pada masa Perang Dingin. Keberhasilan Uni Soviet tersebut terjadi pada 4 Oktober 1957 ketika Uni Soviet berhasil meluncurkan pesawat luar angkasa pertama di dunia. Keberhasilan ini mendorong Amerika Serikat mengungguli Uni Soviet. Akhirnya, pada 1958 Amerika Serikat membentuk National Aeronautics and Space Administration (NASA). 2 tahun kemudian, tepatnya pada 196 nasa berhasil meluncurkan satelit Explorer 1 ke orbit bumi. Uni Soviet menandingi keberhasilan Amerika tersebut dengan mengirim manusia pertama ke luar angkasa pada 12 April 1961. Astronot pertama Uni Soviet bernama Yuri Gagarin berhasil mengelilingi bumi selama 108 menit dengan mengendarai pesawat Vostok 1. 

Pada 16 Juli 1969 amerika Serikat menjalani misi Apollo 11. Misi Apollo 11 merupakan pengiriman manusia Ke bulan yang dilakukan oleh NASA. Astronot yang dikirim untuk menjalankan misi Apollo 11 antara lain Neil Amstrong, Edwin Aldrin, dan Michelle Collins. Tim ini berangkat ke bulan dengan mengendarai roket Saturn V yang diluncurkan dari Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat. Tim ini berhasil mendarat di bulan pada 20 Juli 1969. 

C. PERKEMBANGAN PERANG DINGIN
     Sejak 1970 ketegangan pada masa perang dingin mereda. Dampak negatif yang dirasakan selama perang dingin menyadarkan Amerika Serikat dan Uni Soviet untuk melakukan perdamaian. Selain itu, kekhawatiran masyarakat dunia terkait kemungkinan timbulnya perang dunia ke-3 mendorong negara-negara yang tidak terlibat perang dingin berusaha meredam meluasnya pengaruh perang dingin. Berbagai upaya meredam perang dingin sebagai berikut: 

1) Usaha negara berkembang 
Usaha negara-negara berkembang untuk meredakan perang dingin dilakukan dengan tidak memihak atau menjadi anggota salah satu blok. Untuk memperlancar usaha tersebut, negara-negara berkembang membentuk organisasi bernama Non Aligned Movement (NAM) atau Gerakan Non Blok (GNB). Organisasi ini berusaha bersikap netral dalam menyikapi perang dingin. 

2) Usaha PBB 

Pada 1968 dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi nomor 255 yang memuat seruan kepada negara-negara penghasil nuklir untuk membantu negara-negara yang menjadi korban serangan nuklir. Resolusi tersebut menunjukkan usaha PBB menjamin keamanan dunia internasional. PBB juga membentuk misi-misi perdamaian yang dikirim ke negara(wilayah) yang sedang mengalami masalah ataupun konflik. Anggota misi perdamaian tersebut berasal dari negara-negara anggota PBB. 

3) Usaha Antarnegara 

Hubungan bilateral dilakukan untuk mengurangi ketegangan pada masa perang dingin. Contoh hubungan bilateral yang dilakukan yang dilakukan sebagai bentuk upaya meredam ketegangan dunia pada masa perang dingin sebagai berikut: 

  1. Presiden Amerika Serikat Richard Nixon mengunjungi Tiongkok pada 1972 untuk menjalin hubungan diplomatik. 
  2. presiden Indonesia, soeharto, mengunjungi Uni Soviet pada 1989 untuk mempererat hubungan diplomatik 
  3. Penyatuan Jerman Barat dan Jerman Timur pada 3 oktober 1990.

D. AKHIR PERANG DINGIN

     Presiden Amerika Serikat Ronald Reagan dan pimpinan Uni Soviet Michael Gorbachev melakukan pertemuan pada 11 Oktober 1986 di Reykjavik, Islandia. Pertemuan tersebut membawa angin besar bagi perseteruan pada masa perang dingin. 

     Sejak 1970-an uni Soviet dilanda permasalahan ekonomi. Permasalahan tersebut muncul karena ketidakpuasan kelas menengah dan kelompok elit pemerintah, korupsi di kalangan partai, dana anggaran belanja yang defisit, serta ketertinggalan teknologi dan peralatan industri yang mengakibatkan kapasitas produksi makanan menurun. Kondisi politik dan ekonomi yang memburuk mendorong pimpinan Uni Soviet, michael Gorbachev melakukan pembaruan. 

     Dalam kondisi yang semakin memburuk, Michael Gorbachev menempuh langkah reformasi yaitu perestroika dan glanost. Perestroika merupakan penataan kembali yang sudah rusak, sedangkan glanost merupakan demokrasi melalui keterbukaan politik.  Pada masa pemerintahannya, Michelle Gorbachev menerapkan kebijakan keterbukaan dan demokratisasi dalam kehidupan masyarakat Uni Soviet. Kebijakan Michael Gorbachev tersebut mengakibatkan munculnya keinginan negara-negara satelit Uni Soviet untuk membebaskan diri dari kekuasaan Uni Soviet. Satu demi satu wilayah Eropa Timur di bawah kekuasaan Uni Soviet melepaskan diri. Akibatnya, Uni Soviet mengalami disintegrasi pada 1991. Dengan runtuhnya kekuatan Uni Soviet di Eropa Timur, perang Dingin pun berakhir. 


     Perang Dingin menyebabkan banyak kerugian, baik di negara-negara yang terlibat langsung mau pun tidak. Meskipun demikian, tidak dapat dipungkiri perang dingin juga mampu mendorong berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebagai generasi penerus bangsa, kamu hendaknya menanamkan sikap toleransi dan saling menghargai. Sikap ini merupakan kunci utama untuk memelihara perdamaian dunia. 

No comments:

Post a Comment