Saturday, September 10, 2022

Masa Pemerintahan Kolonial Belanda (1816-1942)


 A.    Masa Komisaris Jenderal

Berdasarkan hasil Konvensi London, kekuasaan Belanda di Indonesia dipegang oleh komisaris jenderal. Pembentukan komisaris jenderal dilakukan atas saran Pangeran Willem VI. Komisaris Jenderal terdiri atas tiga orang, Cornelis Theodorus Elout, Alexander Gerard Phillip Baron van der Capellen, dan Arnold Ardiaan Buyskes. Tugas pokok komisaris jenderal adalah membangun daerah koloni untuk memberikan keuntungan bagi negeri Belanda. Dalam menjalankan pemerintahan di Indonesia, komisaris jenderal berpedoman pada undang-undang yang disusun oleh pangeran Willem VI, yaitu Regerings Reglement (RR)

Setibanya di Batavia pada 27 April 1816 ketiga komisaris jenderal melakukan evaluasi kebijakan-kebijakan yang diterapkan pada masa pemerintahan Raffles. Mereka bersepakat untuk mengarahkan program tanam bebas dan pengenalan pajak bagi masyarakat di Pulau Jawa. Pelaksanaan kebijakan tersebut diserahkan kepada Van der Capellen yang diangkat sebagai gubernur Jenderal di Indonesia sejak 16 Januari 1819. Theodorus Elout dan Ardiaan Buyskes ditarik ke Belanda.

Di bawah pemerintahan Baron van der Capellen terjadi gejolak social politik di Jawa. Kondisi tersebut terjadi karena perubahan aturan persewaan tanah yang dilakukan oleh van der Capellen pada 1823. Perubahan tersebut menyulut Perang Diponegoro tahun 1825 – 1830. Perang Diponegoro mengakibatkan pemerintah Belanda mengeluarkan biaya besar untuk Perang. Bahkan pemerintah Belanda harus menanggung banyak hutang.

Saturday, January 2, 2021

Perang Dunia 2 (1941-1954)

Perang Dunia II (1939 ~ 1945)

Negara-negara Fasis
Setelah PD I, muncullah tokoh-tokoh politik baru di Eropa dan tempat lainnya yang membuat stabilitas dunia goyah . Muncul gejala ultranasionalisme à perasaan kebangsaan yang berlebihan. Fasisme yaitu paham golongan nasionalis ekstrim yang menganjurkan dijalankan kekuasaan pemerintahan otoriter/dictator. Negara Fasis mementingkan negara diatas segalanya

Negara-negara fasis:
a)     Italia
      Dipimpin oleh Benito Musolini pada tahun 1919 dengan mendirikan Fascis.
      Partai ini menganggap Italia sebagai warisan Romawi yang jaya
b)     Jerman
      Dipimpin oleh Adolf Hitler dengan mendirikan Partai National Sozialistiche Deutsche Arbeiter Partij atau lebih dikenal dengan NAZI
      Hitler mengumandangkan kegungan ras Arya
c)      Jepang
      Dipimpin oleh Kaisar Hirohito
      Pada masa pemerintahannya Jepang menjadi negara industri
      Latar Belakang Terjadinya PD 2

Perang Dunia 1 (1914-1918)

A.    Latar Belakang Perang Dunia I

Perang Dunia I disebut juga Perang Besar (Great War). Latar Belakang Perang Dunia I dibagi menjadi 2. 

1)      Sebab umum terjadinya Perang Dunia I

a)      Pertentangan antar negara Eropa

Dominasi nnegara-negara Eropa di wilayah Asia dan Asia pada awal abad XX menyebabkan persaingan ekonomi antarnegara Eropa. Persaingan tersebut memicu pecahnya Perang Dunia I. motif persaingan ekonomi berkembang menjadi motif politik. Dalam hal ini negara-negara Eropa seperti Inggris, Jerman, Prancis, Italia, dan Belanda berusaha meningkatkan gengsi dengan memperluas tanah jajahan. 

Persaingan juga terjadi antara Italia dan Prancis yang berusaha menguasai wilayah Afrika Utara, Austria dan Rusia memperebutkan Balkan, sedangkan JErman dan Inggris memperebutkan wilayah Timur Tengah. Selain itu, beberapa negara di Eropa bersaing untuk menjadi negara industri terbesar di Eropa. Revolusi Industri di Inggris pada abad XVIII telah mengubah pemikiran negara-negara di Eropa untuk mengembangkan perindustriannya.

Gambar 1: Peta pembagian kekuatan negara-negara Eropa

Sumber: wawasansejarah.com

Wednesday, November 25, 2020

Revolusi Tiongkok (Cina)

 Latar belakang terjadinya Revolusi Tiongkok disebabkan dari faktor internal negara Tiongkok dan faktor eksternal. Ini dia penyebab-penyebabnya:

A.    Perlawanan Atas Dominasi Asing

1)      Perang Candu I dan II

Kedatangan bangsa-bangsa Barat mulanya diawali dengan perdagangan. Ketika bangsa Barat melakukan pelayaran ke Nusantara, tujuan utama mereka adalah rempah-rempah. Keadaan ini berbeda dengan Tiongkok, karena yang menjadi komoditi adalah opium (candu). Komoditas ini dipilih karena mendatangkan keuntungan yang besar bagi Inggris. Sebetulnya, mengonsumsi bahan ini telah dilarang oleh Kaisar karena menimbulkan dampak yang buruk. Meski begitu, pihak Inggris tetap memaksa untuk memperjualbelikan komoditas ini. Akhirnya, Kaisar memutuskan untuk menghentikan perdagangan tidak sehat itu.


Akibat larangan tersebut, Inggris memberi perlawanan dengan mengirim armada angkatan laut dan berhasil menguasai kota pelabuhan Hongkong, Kanton, Xiamen, Ningbo, Fuzhou, dan Shanghai. Tiongkok-pun terpaksa mengakui keunggulan Inggris dengan menandatangani Perjanjian Nanking pada 1842. Isi Perjanjian Nanking antaralain lima pelabuhan Cina dibuka untuk perdagangan bangsa asing (disebut Treaty Port), Inggris memperoleh wilayah Hongkong dan Inggris memperoleh hak ekstrateritorial. Hak ekstrateritorial adalah hak untuk hidup di bawah hukum Negara asalnya. Kesepakatan ini mengurangi kedaulatan Cina. Perjanjian Nanking menandai pembukaan Cina bagi dunia luar.

Saturday, November 21, 2020

Revolusi Prancis

 

(Sumber: wawasansejarah.com)

Prancis dikenal sebagai salah satu Negara maju di wilayah Eropa Barat. Kemajuan Prancis pada masa kini tidak terlepas dari peristiwa sejarah yang terjadi beberapa abad sebelumnya, yaitu pada masa Revolusi Prancis. Revolusi Prancis merupakan sebuah revolusi bersar yang terjadi di Prancis pada tahun 1789 – 1871. Revolusi Prancis juga disebut Revolusi Juli karena meletus pada tanggal 14 Juli 1789. Revolusi ini terjadi sebagai reaksi terhadap kekuasaan raja yang absolut. Revolusi Prancis dipelopori kaum borjuis (masyarakat menengah) yang ingin menggantikan peranan rohaniawan dan kaum bangsawan dalam pemerintahan.

A.      Pemikiran-Pemikiran Yang Melatar Belakangi Revolusi Prancis

Sebelum revolusi Prancis, masyarakat tidak memiliki hak memperoleh kebebasan. Sejak Prancis diperintah oleh Raja Louis XIV (1643-1715), kekuasaan raja menjadi tidak terbatas. Dewan perwakilan rakyat (Etats Generaux) dibubarkan. Raja Louis XIV dikenal dengan semboyannya, yaitu L’etat c’est moi (negara adalah saya). Raja Louis XIV hidup dalam kemewahan, sementara itu kehidupan rakyat semakin menderita.

Sebelum berlangsungnya Revolusi Prancis, masyarkat Prancis terbagi dalam tiga golongan. Golongan I terdiri atas para bangsawan, golongan II terdiri atas kaum rohaniawan dan golongan III terdiri atas rakyat biasa. Golongan I dan II hidup mewah dengan memiliki berbagai hak istimewa dan bebas dari pajak. Sementara itu, golongan III terdiri atas rakyat yang hidup menderita. Revolusi Prancis disebabkan beberapa factor berikut.