Monday, August 24, 2020

Kedatangan bangsa-bangsa Eropa di Indonesia

 (Sumber: kompas.com)

Bangsa-bangsa Eropa menempuh jalur yang berbeda saat melakukan menjelajahan samudera untuk mencari daerah penghasil rempah-rempah. Dalam perkembangannya, bangsa-bangsa Eropa menjadikan daerah penghasil rempah-rempah sebagai daerah koloninya. Beberapa bangsa yang berhasil mendarat di Kepulauan Indonesia sebagai berikut:

1.    Bangsa Portugis

Bangsa Portugis merupakan bangsa Eropa pertama yang melakukan penjelajahan samudera. Penjelajahan samudera mendapatkan dukungan penuh dari Pangeran Henry, putera raja Portugis. Bangsa Portugis menempuh jalur penjelajahan ke arah Timur karena adanya Perjanjian Tordesillas (1494) Antara Spanyol dan Portugis. Berdasarkan perjanjian tersebut, bangsa Spanyol mendapatkan wilayah sebelah barat dari Kepulauan Cape Verde (Sebelah barat Afrika), sedangkan Portugis mendapatkan wilayah sebelah timur. Perjanjian ini dimaksudkan untuk mencegah bentrokan antar kedua Negara dalam memperebutkan daerah baru.

 Ekspedisi pertama bangsa Portugis dipimpin oleh Bartholomeus Diaz pada 1487. Penjelajahan ini dilakukan dengan menyusuri pantai barat Afrika menuju ujung selatan Afrika dan berakhir di Tanjung Harapan (Cape of the Good Hope) pada tahun 1488. Selanjutnya rombongan ini tidak melanjutkan pelayaran dan memutuskan untuk kembali ke Portugis.

Pada 1497 Raja Portugis kembali mengirim rombongan penjelajahan samudera dibawah pimpinan Vasco da Gama. Perjalanan yang dilakukan rombongan ini memutari Tanjung Harapan kemudian menyisir pantai timur Afrika dan berlabuh di Kalikut(India) pada 20 Mei 1498. Dalam ekspedisi ini Vasco da Gama berhasil membawa pulang rempah-rempah ke Portugis.

Tahun 1509 portugis menempatkan Alfonso d’Albuquerque sebagai wakil Portugis di India. Dibawah kepemimpinannya, Portugis berhasil menguasai Bandar Goa pada 1510. Selanjutnya Bandar Goa dijadikan markas besar Portugis di India dan berikutnya mengincar Malaka. Malaka menjadi tujuan berikutnya karena mendengar cerita dari pedagang Gujarat dan Arab tentang kekayaan daerah Malaka.

Malaka merupakan daerah penting bagi Portugis, pada awal abad XVI kondisi pelabuhan Malaka ramai dan ingi menguasainya. Portugis mengubah Malaka menjadi pangkalan untuk memasuki Asia Timur dan kepulauan rempah-rempah. Pada 10 Agustus 1511, Portugis berhasil menaklukkan Malaka dan Alfonso d’Albuquerque diangkat menjadi penguasa Malaka.

Setelah berhasil menguasai Malaka, Alfonso d’Albuquerque mengutus tiga kapal Portugis untuk berlayar menemukan kepulauan rempah-rempah di Indonesia bagian Timur (Maluku). Rombongan ini dipimpin oleh Antonio de Abreau didampingi oleh Fransisco Serrao. Kapal yang dipimpin oleh Fransisco Serrao berlabuh di Hitu, dan kapal yang dipimpin oleh Antonio de Abreau berhasil mendarat di Ternate tahun 1512.

Kedatangan Portugis di Ternate mendapat sambutan baik dari Sultan Ternate. Sambutan ini karena Ternate mendapat dukungan dan bantuan Portugis melawan Tidore. Sebagai imbalan, Portugis diizinkan mendirikan benteng dan melakukan monopoli perdagangan rempah-rempah di wilayah Ternate.

Portugis selalu membawa batu padrao dalam setiap kegiatan penjelajahan samudera. Batu padrao adalah tugu batu yang digunakan untuk menandai wilayah sebagai koloni Portugis. Batu padrao berbentuk tugu dengan hiasan bola dunia dan tiga trefoil kecil. Pada batu itu terdapat tulisan DSPOR yang berarti kekuasaan Portugis. Batu padrao di wilayah Indonesia pertama kali ditemukan pada tahun 1918 di Batavia.

(Sumber: museumnasional.or.id)

2.    Bangsa Spanyol

Bangsa Spanyol melakukan penjelajahan samudera dengan menempuh jalur berbeda dengan bangsa Portugis. Bangsa Spanyol berlayar kearah barat menyeberangi Samudera Atlantik. Rombongan penjelajahan pertama bangsa Spanyol berangkat pada 3 Agustus 1492 yang dipimpin oleh Christophorus Columbus dengan tiga kapal yakni Pita, Nina, dan Maria. Rombongan ini berhasil mendarat di Kepulauan Kanari pada 6 September 1492. Pada 12 Oktober 1492 rombongan ini berhasil mendarat di Kepulauan Bahama. Ketika sampai di Kepulauan Bahama di Benua Amerika, Columbus mengira ia telah sampai di Kepulauan Hindia dan memberi nama penduduk asli Benua Amerika tersebut dengan Indian. Kepulauan Bahama kemudia dianggap sebagai wilayah jajahan Spanyol. Misi penjelajahan selanjutnya berhasil menguasai Meksiko dengan menaklikkan suku Indian Aztec dan Indian Maya. melanjutkan perjalanan hingga akhirnya mendarat di Haiti dan memutuskan kembali ke Spanyol.

Penjelajahan bangsa Spanyol dilanjutkan oleh Amerigo Vespucci dengan mengikuti rute yang dilalui oleh Christophorus Columbus. Rombongan ini berhasil mencapai Amerika Selatan pada 1499. Setelah mendarat di kepulauan Bahama, rombongan Amerigo Vespucci memberi nama Amerika yang diambil dari nama Amerigo Vespucci.

Keberhasilan ekspedisi Christophorus Columbus dan Amerigo Vespucci mendorong bangsa Spanyol melakukan ekspedisi lanjutan. Ekspedisi selanjutnya dipimpin oleh Ferdinand Magellan yang dibantu oleh Joan Sebastian del Cano. Setelah berhasil mencapai benua Amerika, rombongan ini melanjutkan perjalanan menuju Samudera Pasifik. Pada 1521 rombongan Ferdinand Magellan berhasil mendarat di Kepulauan Massava yang selanjutnya disebut Kepulauan Filipina yang diambil dari nama raja Spanyol, raja Phillip II.

Dalam pendaratannya di Filipina rombongan ini bertentangan dengan penduduk local yang menyebabkan Ferdinand Magellan tewas.  Peristiwa ini tidak menghentikan ekspedisi bangsa Spanyol. Di bawah pimpinan Sebastian del Cano, rombongan Spanyol melanjutkan perjalanan kea rah selatan. Del Cano berhasil mendarat di Kepulauan Maluku pada 1522 dan singgah di Tidore, Bacan dan Jailolo.

Dalam perkembangannya, Spanyol bersekutu dngan Tidore yang saat itu berselisih dengan Ternate yang didukung oleh Portugis. Perselisihan ini dianggap merugikan bangsa-bangsa eropa sehingga pada 1529 Spanyol dan Portugis menandatangani perjanjian Saragosa. Isi perjanjian Saragosa adalah:

a.    Maluku menjadi daerah di bawah pengaruh Portugis

b.    Spanyol meninggalkan Maluku dan memusatkan diri di Filipina

3.    Bangsa Inggris

Keberhasilan bangsa Spanyol melakukan penjelajahan samudera di bagian barat Eropa mengilhami Inggris untuk mengirim ekspedisi penjelajahan samudera. Penjelajahan samudera bangsa Inggris pertama dipimpin oleh Francis Drake dibantu oleh Thomas Cavendis. Rombongan ini mendapat dukungan penuh dari Ratu Elizabeth I.

Rombongan Francis Drake berangkat dari Inggris pada 1577 dan berlayar mengikuti rute perjalanan Spanyol. Rombongan ini sampai di Ternate pada tahun 1579. Di Ternate mereka memborong rempah-rempah untuk dibawa ke Inggris. Pada abad XVII Inggris kembali melakukan penjelajahan samudera dengan mengikuti rute Portugis. Penjelajahan samudera Inggris kali ini bertujuan untuk memperluas wilayah kekuasaan. Inggris berhasil menguasai India dan mendirikan East India Company (EIC). EIC menjadi kongsi dagang yang kuat dan menjadi pesaing utama VOC (kongsi dagang Belanda).

Sir James Lancaster ditunjuk untuk memimpin pelayaran Inggris ke dunia Timur. Armada dagang ini tiba di Aceh pada tahun 1602 dan meneruskan pelayaran ke Banten. Inggris berhasil menjalin kerja sama dengan Banten. Kerja sama ini dibuktikan saat Banten mengizinkan Inggris mendirikan pangkalan dagang utama Asia Tenggara dan benteng di Banten. Pembangunan benteng di Banten bertujuan menjamin perdaganan lada dan keamanan dari blockade VOC. EIC juga mendirikan pangkalan dagang di Bengkulu. EIC berhasil menjalin kerja sama dengan Kerajaan Selebar dan membangun benteng dengan bantuan rakyat setempat.

Misi pelayaran Inggris berikutnya dipimpin oleh Sir Hendy Middleton pada 1604. Middleton berhasil mencapai Ternate, Tidore, Ambon, dan Banda. Pada tahun 1811, tentara Inggirs menyerang wilayah-wilayah yang dikuasai Belanda. Pemerintah Belanda akhirnya menyerah tanpa syarat. Gubernur Jenderal Lord Minto, pimpinan EIC, mengangkat Thomas Stamford Raffles sebagai gubernur jenderal di Hindia Belanda.

4.    Bangsa Belanda

Keberhasilan bangsa Spanyol dan Portugis dalam melakukan penjelajahan samudera mendorong bangsa Belanda turut dalam kegiatan penjelajahan. Penjelajahan Belanda mengikuti rute bangsa Portugis. Belanda juga meniru strategi bangsa Portugis dalam melakukan ekspedisi karena keberadaan orang-orang Belanda yang bekerja di kapal-kapal Portugis.

Salah satu orang Belanda yang bekerja di kapal portugis adalah Jan Huygen van Lin-schoten. Pada 1595, ia menerbitkan buku berjudul Iti-nerario near Oost ofte Portugales Inden (Pedoman Perjalanan ke Timur atau Hindia Portugis). Buku ini memuat peta dan deskripsi mengenai penemuan-penemuan bangsa Portugis selama penjelajahan. Berdasarkan buku tersebut, bangsa Belanda mengetahui kekayaan besar yang terdapat di dunia Timur.

Orang Belanda pertama yang mencoba melakukan penjelajahan samudera adalah Willem Barents. Pada 1594 ia berusaha menuju belahan dunia timur melalui Kutub Utara. Akibat keterbatasan pengetahuan tentang penjelajahan samudera, kapal yang ditumpanginya terjepit pada bongkahan es di pulau Novaya Zemlya. Willem Barents berusaha untuk kembali, namun meninggal dalam perjalanan pulang ke Belanda.

Pada 1595, Belanda mengirim ekspedisi ke dunia Timur di bawah pimpinan Cornelius de Houtman. Pada 1596, rombongan ini berhasil berlabuh di Banten, namun mendapat penolakan karena de Houtman tidak menghargai penduduk setempat. Akibatnya rombongan ini diusir dan melanjutkan perjalanan menyusuri pantai utara Jawa. Pada 1597 rombongan Cornelis de Houtman memutuskan kembali ke Belanda. Mereka membawa banyak rempah-rempah untuk menujukkan keberhasilannya menemukan kepulauan rempah-rempah.

Pada 1598 rombongan ekspedisi Belanda kembali ke Banten dibawah pimpinan Jacob van Neck. Dalam memimpin ekspedisi tersebut, Jacob van Jacob dibantu oleh van Waerwijck dan van Heemskerck. Ketiga pemimpin ini lebih pandai berdiplomasi dibandingkan Cornelis de Houtman. Mereka berusaha memperbaiki kesalahan yang dilakukan rombongan Cornelis de Houtman. Mereka memberi cendera mata berupa tempat minum dari emas murni kepada penguasa Banten. Oleh karena itu, rombongan ini diterima dengan baik dan berhasil menjalin hubungan dengan masyarakat Banten. Hubungan tersebut terlihat ketika Belanda diizinkan mendirikan kantor dagang setelag memberi jaminan sejumlah uang.  Setelah menguasai Banten, Belanda melanjutkan ekspedisi ke bagian Timur. Mereka berhasil menguasai Maluku dan menggeser kedudukan Portugis ke wilayah Papua dan Nusa Tenggara Timur.

Sumber:

  1. Magda Alfian, Dkk. 2007. Sejarah : Untuk SMA dan MA Kelas XI Program IPS. Jakarta. Esis
  2. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2017. Sejarah Indonesia Kelas XI Semester 1. (edisi Revisi). Jakarta
  3. Danik Isnaini, Sri Pujiani. 2020. PR Sejarah Indonesia untuk SMA dan MA kelas XI semester 1. Yogyakarta. PT Intan Pariwara

No comments:

Post a Comment