Friday, October 27, 2017

PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP, RUANG BELAJAR SEJARAH

A.     PENGERTIAN SEJARAH
Secara etimologi, kata sejarah berasal dari bahasa Arab syajaratun yang berarti pohon, dalam bahasa Inggris yaitu history berarti masa lampau umat manusia dan bahasa Jerman geschicht yang berarti suatu yang telah terjadi. Sejarah adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari segala peristiwa yang terjadi pada masa lalu pada kehidupan manusia.
Pengertian Sejarah menurut para ahli:
1.      J V Bryce – sejarah itu it is the record of what man has thought, said and done (dalam buku The Study of America History)
2.      Patrich Gardiner menyatakan bahwa history is the study of human begins have done.
3.      Prof H Moh Yamin mengatakan bahwa sejarah adalah ilmu penegtahuan yang disusun atas hasil penyelidikan beberapa peristiwa yang dapat dibuktikan dengan kenyataan.
4.      Roeslan Abdulgani berpendapat bahwa sejarah sebagai salah satu ruang yang menyelidiki secara sistematis keseluruhan perkembangan masyarakat serta kemanusiaan di masa lampau, beserta segala kejadiannya dengan maksud untuk kemudian menilai secara kritis seluruh hasil penelitian dan penyelidikan tersebut, untuk dijadikan perbendaharaan bagi penilaian dan penentuan keadaan sekarang serta arah program masa depan.
5.      Prof Dr Kuntowijoyo mengatakan bahwa sejarah adalah rekonstruksi masa lalu. Rekonstruksi dalam sejarah adalah apa saja yang sudah dipikirkan, dikatakan, dirasakan dan dialami oleh manusia.
Dalam kehidupan manusia, peristiwa sejarah merupakan suatu peristiwa yang abadi, unik dan penting. Abadi berarti peristiwa sejarah merupakan suatu peristiwa yang abadi karena tidak berubah-ubah dan tetap dikenang sepanjang masa. Unik berarti peristiwa sejarah hanya terjadi satu kali dan tak pernah terulang kembali persis samadalam arti untuk kedua kalinya. Penting berarti sejarah sebagai momentum dalam menentukan langkah kehidupan masyarakat.

B.     HAKIKAT DAN RUANG LINGKUP SEJARAH
Munculnya peristiwa sejarha dipengaruhi oleh beberapa factor yaitu factor politik, ekonomi, social, budaya, agama dan lain-lain. Hakikat dan ruang lingkup sejarah sebagai berikut:
1.     Sejarah Sebagai Peristiwa (Sejarah Objektif)
Sejarah sebagai suatu peristiwa mempunyai makna bahwa sejarah adalah suatu fakta yang benar-benar terjadi. Kejadian itu dijadikan fakta bagi penulisan sejarah.
2.     Sejarah Sebagai Kisah (Sejarah Subjektif)
Sejarah sebagai sebuah kisah adalah hasil karya atau hasil cipta orang yang menuliskannya, yaitu sejarawan (historian). Sejarah adalah ‘the man behind the pen’. Para sejarawan harus mengumpulkan sumber sejarah yang tediri atas sumber benda, sumber tertulis atau sumber lisan. Sejarawan juga harus menguasai metodologi penelitian sejarah agar penulisan kisah dapat dipertanggungjawabkan.
3.     Sejarah Sebagai Ilmu
Pada awal abad ke 20 terjadi perbedaan pandangan terhadap sejarah. Menurut Burry, sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan tidak kurang tidak lebih. Menurut York Powell sejarah bukanlah sekedar suatu cerita yang indah, instruktif, dan mengasikkan, melainkan merupakan cabang ilmu pengetahuan. Oleh karena itu terjadi pemisahan antara sejarah ilmiah dan sejarah popular.
Sejarah ilmiah (Sejarah akademis) dalam pembahasannya menggunakan metode ilmiah sehingga terkesan kaku untuk dibaca. Sedangkan sejarah popular dengan berlandaskan kesusasteraan menjadi lebih menarik untuk dibaca. Jika mempelajari perkembangan penulisan sejarah sejak sebelum Heredotus, maka akan terlihat bahwa sejarah pada awalnya merupakan suatu cabang sastra. Sejarah dapat dikatakan sebagai suatu disiplin ilmu atau ilmu sesudah metode sejarah dengan kritik sejarah sebagai intinya mengalami perkembangan yang jelas.
Kebangkitan sejarah sebagai sebuah disiplin ilmu dimulai di Jerman sejak Leopard Von Ranke mencetuskan gagasannya bahwa tugas sejarah hanya menunjukkan apa yang benar-benar terjadi (wices eigentlich gewesen). Namun setelah perjuangan menegakkan sikap ilmiah mencapai puncak, timbul suatu permasalahan dalam penulisan sejarah, karena hal itu dianggap tidak sesuai dengan proses-proses ilmiah dalam ukuran ilmu-ilmu alam.
4.     Sejarah Sebagai Seni
Menurut Mills, Spencer, dan Comte metode ilmu alam dapat digunakan untuk mempelajari sejarah tanpa memodifikasi lebih lanjut. Tetapi menurut Dithley pendapat tersebut tidak tepat karena sejarah adalah pengetahuan rasa yang memerlukan pemahaman dan pendalaman. Meskipun sejarah disusun berdasarkan bahan-bahan yang ilmiah tetapi penyajiannya menyangkut soal keindahan bahasa sehingga sejarah sedikit banyak juga termasuk karya seni, tetapi bukan seni murni karena proses penelitiannya secara ilmiah. Dengan demikian terlihat bahwa dalam proses penelitian sumber, sejarah bersifat ilmiah tetapi pada tahap penulisan bersifat seni.
Sejarah dianggap sebagai suati seni terkait dalam penulisan sejarah sebagai suatu kisah. Meskipun sejarah disusun berdasarkan bahan-bahan yang telah diolah secara ilmiah, tetapi dalam hal penulisan tetap memperhatikan keindahan bahasa, sehingga fakta-fakta yang telah dirangkai oleh sejarawan menjadi sebuah kisah sejarah dapat dinikmati dan dirasakan oleh pembaca. Sejarah sebagai seni memerlukan:
a)     Intuisi atau ilham – pemahaman langsung dan instingtif selama masa penelitian berlangsung
b)     Emosi – seorang penulis sejarah harus mampu menyatukan perasaan dengan peristiwa sejarah yang sedang ditulisnya.
c)      Gaya bahasa – deskripsi seperti melukiskan naturalism aka diperlukan kemampuan untuk menulis detail.
d)     Imajinatif – seorang sejarawan harus mampu membayangkan peristiwa-peristiwa sejarah yang sedang terjadi.
C.      PERIODESASI, KRONOLOGI, KRONIK, DAN HISTORIOGRAFI
Periodesasi adalah suatu embabakan waktu yang berurutan sesuai dengan waktu kejadian. Periodesasi dalam sejarah adalah tingkat perkembangan masa dalam sejarah. Unuk mempermudah pemahaman dan pembahasan sejarah, para ahli menyusun suatu periodesasi sejarah atau pembabakan masa sejarah. Contoh dari pembabakan sejarah adalah sebagai berikut:
1.      Berdasarkan peralatan atau alat-alat yang ditinggalkan
a)     Zaman prasejarah
·         Zaman batu
ü  Zaman batu tua (Palaeolitikum)
ü  Zaman batu tengah (Mezolitikum)
ü  Zaman batu muda (Neolitikum)
ü  Zaman batu besar (megalitikum)
·         Zaman logam
ü  Zaman tembaga
ü  Zaman perunggu
ü  Zaman besi
b)     Zaman sejarah
·         Zaman kuno
·         Zaman madya
·         Zaman modern
2.      Berdasarkan system penghidupan manusia
a)     Zaman berburu dan meramu
b)     Zaman bercocok tanam
c)      Zaman perundagian
Tujuan peridesasi adalah:
1.      Melakukan penyederhanaan
2.      Memudahkan klasifikasi dalam ilmu sejarah
3.      Mengetahui peristiwa sejarah secara kronologis
4.      Memudahkan pengertian
5.      Memenuhi persyaratan sistematika ilmu pengetahuan (goo.gl/pn4ke8)
Kronologi adalah catatan kejadian-kejadian yang diurutkan sesuai dengan waktu terjadinya. Kronologi dalam peristiwa sejarah dapat merekonstruksi kembali suatu peristiwa berdasarkan urutan waktu secara tepat. Kronik adalah catatan peristiwa menurut urutan waktu kejadian. Meskipun penulis kronik memperoleh informasi yang berbeda-beda, beberapa kronik ditulis berdasarkan pengetahuan pelaku, beberapa dari saksi atau peserta dalam peristiwa atau melalui mulut ke mulut.
D.     FUNGSI PENGAJARAN SEJARAH
Manfaat pengajaran sejarah:
1.      Melatih cara berfikir
2.      Menumbuhkan rasa kebangsaan
3.      Meningkatkan rasa tanggung jawab terhadap benda-benda warisan budaya.
Melalui pengajaran sejarah, sejarah berfungsi dalam mengembangkan kepribadian peserta didik (Kartodirjo, 1982) tertuma hal:
·         Membangkitkan perhatian serta minat kepada sejarah masyarakatnya sebagai satu kesatuan komunitas
·         Mendapat inspirasi dan carita sejarah, baik dari kisah kepahlawanan maupun peristiwa yang merupakan tragedy nasional, untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik
·         Memupuk kebiasaan berpikir secara kontekstual, terutama dalam me-ruang dan me-waktu tanpa menghilangkan hakekat perubahan yang terjadi dalam proses sosiokultural
·         Tidak mudah terjebak oleh opini, karena dalam berpikir lebih mengutamakan sikap kritis dan rasional dengan dukungan fakta yang benar
·         Menghormati dan memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan

E.      HISTORIOGRAFI DALAM ILMU SEJARAH
Penulisan sejarah atau disebut historiografi merupakan suatu aktifitas yang sangat penting karena apa yang dituliskan maka itu disebut dengan sejarah atau histoire recite (sejarah sebagaimana didasarkan), yang mencoba mengungkap dan memahami histoire realite yaitu sebagaimana terjadinya. Historiografi yang dihasilkan oleh para lizator yang dipelihara oleh penguasa, biasanya ditujukan untuk memperkuat legoto serta mempertahankan dasar nilai yang menjadi sandaran idoelogi dari kekuasaan.
Historiografi Indonesia dapat dikelompokkan menjadi tiga macam yaitu:
1.      Historiografi Tradisional
Historiografi tradisional berasal dari masa kerajaan-kerajaan kuno sehingga sering disebut dengan historiografi kuno.  Historiografi kuno mempunyai hasil penulisan para pujangga yang memang merupakan pejabat dalam birokrasi tradisional yang bertugas menyusun sejarah (babat/hikayat), contoh Babat Tanah Jawi, babat Padjajaran, sejarha Melayu.
2.      Historiografi Kolonial
Merupakan penulisan sejarah yang membahas masalah penjajahan atas Indonesia oleh Belanda. Historiografi colonial lebih tepat disebut penulisan sejarah bangsa Belanda di Hindia Belanda, karena bersifat Eropa  sentries atau lebih tepat disebut Nedherland sentries yang berisi tentang aktifitas pemerintahan colonial di Indonesia. Contoh, history of Java oleh Thomas Stamford Raffles.
3.      Historiografi Nasional

Historiografi Nasional adalah sejarah yang mengungkapkan kehidupan bangsa dan rakyat Indonesia. Penulisan sejarah ini lebih bersifat Indonesia sentries yang isinya sesuai dengan pandangan Indonesia, adanya nation building. Disusun oleh orang Indonesia sendiri, seperti Sejarah Indonesia oleh Sanusi Pane, Sejarah Nasional Indonesia I-VI karya Sartono Kartodirjo.

No comments:

Post a Comment