Tuesday, December 8, 2015

Peradaban Sungai Eufrat dan Tigris (Mesopotamia)

Peradaban Sungai Eufrat dan Tigris  (Mesopotamia)

Peradaban Mesopotamia tumbuh dan berkembang di Timur Tengah tepatnya di kawasan subur antara Eufrat dan Tigris. Wilayah yang kini dikenal dengan Negara Irak ini merupakan salah satu munculnya peradaban yang tinggi umurnya. Mesopotamia yang subur dan letaknya strategis merupakan wilayah yang terbuka dan sering mendapat serbuan dari berbagai bangsa. Uniknya, meskipun saling menaklukkan, keunggulan peradaban bangsa yang ditaklukkan dilanjutkan oleh bangsa yang menang.

Daerah yang diapit dua sungai besar Eufrat dan Tigris ini oleh ahli sejarah bangsa Yunani, Herodotus dinamakan Mesopotamia, dari kata ‘Mesos’ yang berarti diantara dan ‘Potamos’ yang berarti sungai-sungai. Herodotus juga menyatakan dalam karyanya bahwa Mesopotamia bagaikan ‘Tama Surga nan Cantik Jelita”. Sedangkan Breasted menyebutkan sebagai “Tanah Bulan sabit (The Fertile of Cresent Moon). Pendukung peradaban Mesopotamia sebagai berikut:
1.      Bangsa Sumeria
Bangsa Sumeria berasal dari daerah Susa. Mereka datang kira-kira 3000SM dan mendirikan kerajaan dengan ibukotanya Ur (Uruk). Kerajaan ini merupakan sebuah kerajaan yang tersusun baik, perekonomiannya maju dan mempunyai sifat-sifat keadial social.
Pemerintahan Sumeria terdiri dari beberapa Negara kota yang dipimpin oleh seorang raja yang merangkap sebagai kepala agama (Patesis), pemimpin perang dan mengatur perekonomian.
Masyarakatnya bercorak agraris sehingga perekonomian bertumpu pada bidang pertaian dengan hasil utamanya gandum, zaitun, anggur, sayuran-sayuran. Selain sebagai petani, rakyat juga memanfaatkan aliran sungai Eufrat dan Tigris untuk pelayaran dan perdagangan dari daerah pedalaman sampai ke Teluk Persia dengan cara barter. Sementara itu di daerah padang rumput, mereka sebagai peternak domba dan kuda.
Kepercayaan masyarakat Sumeria menyembah banyak dewa (polytheisme). Dewa Enlil sebagai dewa tertingggi. Pusat pemujaan terletak di kota Nippur. Sedangkan tempat pemujaaan disebut Ziggurat yaitu banguan di atas gundukan tanah liat atau batu bata. Pada tahun 2500 SM kerajaan Sumeria mengalami keruntuhan akibat serangan bangsa Akkadia yang dipimpin oleh Sargon.
Hasil kebudayaan bangsa Sumeria antara lain:
a)     Tulisan Paku lebih kurang 350 buah yang digores pada pempengan tanah liat yang dikeringkan (clay tablet) berupa tulisan gambar (piktograf)

b)     Hitungan sexagesimal (hitungan 6). 1 menit = 60 detik, 1 jam = 60 menit, 1 tahun = 360 hari dan membagi lingkaran 360 ° .
c)      Mengenal system penanggalan/kalender. 24 jam = 1 hari, 30 hari = 1 buna, 12 bulan = 1 tahun. Selain itu telah mahir juga menentukan kapan tejadi gempa gerhana dan kejadian alam lainnya.
d)     Mengenal seni bangunan dalam bentuk Ziggurat
e)     Membuat pakaian dari lenan
f)       Mengolah logam untuk dibuat cermin, kapak, senjata dan alat pertanian
g)     Kemampuan mengoah sawah dengan system pengairan yang baik, dibangunnya bendungan dan telaga untuk menampung kelebihan air pada masa banjir
h)     Seni perhiasan dari emas, perkakas dari tembikar dan tembaga yang merupakan cikal bakal seni kerajinan dunia
i)       Mengenal mata uang sebagai alat tukar berupa uang emas dan perak
j)       Berbagai ilmu pengetahuan; astronomi, ilmu ukur, ilmu bumi, ilmu falak, ilmu biologi, dan matematika
k)     Seni sastra, yang terkenal Wiracarita Gilgamesh
2.      Bangsa Akkadia
Bangsa Akkadia termasuk rumpun bangsa Semit yang berasal dari daerah padang pasir sebelah utara Sumeria. Di bawah pimpinan Sargon, pasukan Akkadia melakukan seranga dan berhasil menduduki Mesopotamia dengan mengalahkan kerajaan Sumeria. Sargon seorang kepala pemerintahan sekaligus panglima perang yang unggul, kemudian menyatukan kota-kota di kawasan Mesopotamia menjadi satu kerajaan besar.
Peradaban Akkadia tidak jauh berbeda dengan peradaban Sumeria, bahkan boleh dikatakan peradaban Akkadia melanjutkan peradaban Sumeria. Peradaban Akkadia berlangsung singkat. Setelah Sargon meninggal, kerajaan terpecah belah karena terjadi pemberontakan dari dalam serangan bangsa Gutia
3.      Bangsa Babilonia Lama
Bangsa Babilonia termasuk bangsa Semit dapat menundukkan bangsa Sumeria dan Akkadia, kemudian mendirikan kerajaan Babilonia yang beribukota di Babilon. Pada masa pemerintahan Hammurabi berhasil menyusun undang-undang tertulis yang mengatur hokum pidana, perdata, dagang, agama dan pemerintahan yang dipahat diatas tiang batu. Semua hak dan kewajiban rakyat diatur dalam undang-undang.
Hukum Hammurabi (Codex Hammurabi) terdiri dari 300 pokok undang-undang yang setiap bagiannya dicantumkan jenis pelanggaran dan hukumannya secara tegas. Undang-undang ini merupakan undang-undang tertua di dunia.
Peradaban Babinia lama melanjutkan peradaban yang sebelumnya hidup di Mesopotamia. Namun ada 2 hal yang menjadi cirri khas peradaban Babilonia Lama yakni Codex Hammurabi dan Sistem kepercayaan. Kepercayaan Polytheism dan dewa tertinggi yang disembah dewa Marduk. Kehidupan perekonoman bertumpu pada bidang pertanian, perdagangan dan kerajinan.
Hasil kebudayaan Babilonia Lama antara lain:
a.       Undang-undang Hammurabi (Codex Hammurabi)
b.      Perkembangan ilmu pengetahuan; Matematika, dikenal dengan hitungan dasar 60 untuk menentuan ukuran panjang, luas, berat dan isi. Biologi, klasifikasi jenis hewan dan tumbuhan. Astronomi, dikenalnya beberapa planet untuk ramalan.
Kerajaan Babylonia Lama mengalami keruntuhan akibat serangan bangsa Hittite tahun 1900SM yang kemudian dikuasai bangsa Assyria.
4.      Bangsa Assyria
Bangsa Assyria mendiami hulu sungai Eufrat dan Tigris yang masih menjadi jajahan Babylonia. Dimasa pemerintahan Ashur Ubalit 1, Assyria menjadi Negara merdeka. Ketika dipimpin Tiglath Pletser I mendirikan kerajaan Assyria dengan ibukota Niniveh. Assyria merupakan kerajaan yang memiliki angkatan laut yang kuat, mereka suka berperang dengan persenjataan modern. Raja memerintah secara dictator. Assyria sering melakukan perluasan kekuasaan ke wilayah lain seperti Mesir, Arab dan kawasan Laut Tengah.
Puncak kejayaan Assyria pada masa pemerintahan Esarhadon dan Assurbanipal. Perekonomian masyarakat bertumpu ada bidang pertanian dengan hasilnya gandum, zaitun, anggur dan sayur mayor. Pekerjaan berdagang dianggap rendah. Kepercayaan yang dianut bersifat polytheism dengan pemujaan dewa Assur (dewa Matahari).
Peradaban bangsa Assyria melanjutkan peradaban sebelumnya, meskipun demikian ada tiga hal yang menjadi cirri khasnya: system pemerintahan militerisme, system kepercaaan dan ilmu pengetahuan. Hasil kebudayaan Assyria antara lain:
a)     Dibangunnya perpustakaan besar. Terdiri dari 22.000 buku dari lempengan tanah liat dengan tulisan paku, berisikan tulisan dibidang keagamaan, kesustraan, sejarah, pengobatan dan bidang ilmu pengetahuan lainnya.
b)     Berkembangnya Astronomi dan Astrologi dengan pembagian wakti 1 haru = 24 jam, 1 minggu = 7 hari, dan 1 tahun = 365¼ hari.
c)      Berkembangnya seni sastra secara pesat pada masa Assurbanipal
d)     Ilmu arsitektur, matematika dan seni pahat.
Sebagai bangsa yang suka berperang, maka bangsa Assyria banyak musuhnya sehingga banyak serangan bangsa lain. Pada akhirnya 612 SM, Assyria jatuh ketagan bangsaa Khaldea.
5.      Bangsa Khaldea (Balylonia Baru)
Pada awal bangsa Khaldea merupakan jajahan Assyria. Dipimpin Nabopolasar berhasil menaklukkan Assyria. Ibukota kerajaan Babylonia baru terletak di Babylon. Puncak kejayaan kerajaan ketika diperintah oleh Nebukadnezar. Beberapa tindakan yang dilakukan Nebukadnezar antara lain:
a.       Memperluas daerah kekuasaan ke Palestina, Suriah dan kota-kota pantai Laut Tengah
b.      Membangun museum yang memamerkan benda peninggalan kerajaan Babylon lama
c.       Pembuatan jalan dan jembatan untuk memperlancar hubungan lalu lintas di kota Babylonia. Merupakan jembatan tertua di dunia
d.      Membangun menara Babylon sebagai lambang kejayaan dengan tenaga kerja dari bangsa Yahudi
e.       Membuat Taman Bergantung (The Hanging Garden) yang menjadi salah satu keajaiban dunia, istana Negara, menara Isthar dan kuil Marduk yang dianggap paling keramat
f.        Ilmu pengetahuan – membagi khatulistiwa menjadi 360 derajat dan dapat menghitung terjadinya gerhana matahari dan bulan
g.       Menghadapi pemberontakan bangsa Yahudi yang berakibat bangsa Yahudi sebagai tawana dan ‘masa pembuangan’ selama tahun 70 tahun di Babylonia.

Kerajaan Babylonia Baru berakhir dengan adanya serangan dari bangsa Media dan Persia tahun 539 SM yang kemudia mendirikan kerajaan Persia. Dengan berdirinya kerajaan Persia berarti berakhirnya peradaban Mesopotamia. 

No comments:

Post a Comment